Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2021/11/15 |
|
Senin, 15 November 2021 (Minggu ke-25 sesudah Pentakosta)
|
|
Menjadi seorang pelayan Tuhan, tentu bukanlah sebuah pekerjaan yang main-main dan mudah untuk dilakukan. Terlebih lagi, pelayan Tuhan tidak bisa dipilih dengan sembarangan. Paulus sangat menegaskan hal ini, mengingat pada waktu itu banyak pengajar sesat yang muncul. Paulus tidak ingin pemberitaan Injil yang menyelamatkan dilemahkan dengan sifat-sifat para penilik yang tidak bertanggung jawab. Oleh sebab itu, agar Injil dapat diberitakan dengan baik, para penilik atau pemimpin jemaat harus dipilih secara selektif. Ada beberapa syarat yang diberikan oleh Paulus kepada Timotius. Pertama, untuk hal-hal yang berhubungan dengan pribadinya. Dia harus tak bercacat, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar, peramah, pendamai, dan mempunyai nama baik. Dia bukan peminum, pemarah, hamba uang, atau orang yang baru bertobat (2-3, 6-7). Hal-hal ini sangatlah penting dimiliki oleh seorang pemimpin jemaat. Sebab, sebelum mengajar dan membimbing orang lain, dia harus terlebih dahulu menunjukkan tingkah laku dan kerohanian yang benar. Kedua, dia harus memiliki hubungan yang baik dengan keluarganya, seperti hanya memiliki satu istri, menjadi kepala keluarga yang baik, serta disegani dan dihormati oleh anak-anaknya (2, 4-5). Bagi Paulus, hal ini tidak kalah penting, sebab dia harus bisa memimpin keluarga yang lebih kecil terlebih dahulu, barulah memimpin keluarga yang lebih besar, yaitu jemaat Allah. Semua syarat ini tentu wajib diberlakukan hingga saat ini. Tujuannya adalah agar pemberitaan Injil tidak terhalang oleh karakter dari pemberita Injil itu sendiri. Namun, syarat-syarat itu juga perlu dimiliki oleh setiap orang percaya, bukan hanya para pemimpin gereja, mengingat bahwa pemberitaan Injil adalah tugas semua orang percaya. Karakter kita harus sesuai dengan Injil Kristus yang kita beritakan. Oleh sebab itu, marilah kita semua berusaha memiliki karakter Kristus. Kita perlu menjaga nama baik dan menjadi teladan bagi orang lain. Ini harus dilakukan dengan kesungguhan, bukan dengan paksaan atau kemunafikan. Dengan demikian, kita tidak dihujat orang dan nama Tuhan dimuliakan. [SDL]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |