Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/11/16 |
|
Minggu, 16 November 2014
|
|
Judul: Ajakan untuk berhubungan intim Respons si istri tidak kalah penting (7:9b-13). Di bagian pertama, si suami memakai ilustrasi buah kurma dan anggur untuk menggambarkan sang istri yang ingin dicumbunya, maka di bagian ini si istri seolah mengundang suaminya untuk menikmati tubuhnya bagaikan masuk ke taman buah-buahan itu. Gambaran taman bunga dan buah sebagai tempat memadu kasih, cukup lazim bahkan di zaman modern ini. Hanya tentu saja, ini merupakan tempat khusus sang raja dengan permaisuri, tidak boleh ada tamu yang diundang untuk berbagi keintiman ini. Kemesraan yang ditunjukkan pasutri itu memang terbatas di tempat yang sangat pribadi. Namun, kerinduan si istri ialah agar boleh tetap merasakan kemesraan itu, bahkan di ruang publik. Hal mana mungkin sulit terjadi mengingat sang suami ialah seorang bangsawan, sedangkan si istri hanyalah rakyat biasa (lihat Kid. 1:5-6). Itu yang menyebabkan ungkapan kerinduan sang istri, andaikan suaminya itu saudaranya sendiri, yang tanpa halangan boleh dipeluk dan dicium (8:1-4). Berbagai perbedaan terutama yang datang dari konteks sosial masyarakat dan keluarga sering menjadi penghalang kemesraan tulus pasutri. Seharusnya gereja mengedukasi umatnya untuk tidak mempermasalahkan perbedaan itu. Sebaliknya, gereja harus mendorong pasutri untuk saling menerima dan memberi. Sehingga tidak terbuka peluang sedikit pun pihak ketiga yang bisa dimanfaatkan iblis untuk menghancurkan keluarga. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |