Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2013/11/17 |
|
Minggu, 17 November 2013
|
|
Judul: Disiplin Tuhan Pemazmur mengakui telah mengalami kebajikan Tuhan (65) melalui pengalamannya tertindas (67, 71). Pemazmur tahu Tuhan ada di balik kenyataan itu (75), maka ia bisa menyatakan bahwa Tuhan baik dan telah berbuat baik kepadanya (68)! Penindasan yang dialaminya merupakan suatu proses disiplin yang Tuhan terapkan kepadanya untuk membentuknya menjadi lebih baik. Pemazmur mengaku bahwa sebelum tertindas, ia telah menyimpang dari jalan Tuhan. Pemazmur telah bertindak serupa dengan orang-orang fasik yang sombong (kurang ajar, 69, 78) yang suka mencemari orang benar dengan dusta (69). Orang yang sedemikian hatinya terbungkus dengan lemak (70). Maksudnya, hati orang tersebut tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Seharusnya dari hati yang sehat, keluar kasih dan kepedulian kepada sesama, dan kepekaan akan pimpinan Tuhan. Permohonan pemazmur ialah agar ia boleh belajar mengenal Taurat agar beroleh kebijaksanaan dan pengertian, sehingga hidupnya semakin berkenan kepada Tuhan (66, 73). Dengan cara demikian, orang-orang yang jahat mendapat malu (78), sebaliknya orang benar semakin bersukacita (74, 79). Salah satu cara firman Tuhan mendisiplin hidup kita agar bertumbuh menjadi serupa Kristus ialah dengan menegur dosa kita (2Tim. 3:16 --> "...menyatakan kesalahan..."). Ditegur tentu tidak enak, akan tetapi perlu agar kita menyadarinya dan menghentikan kesalahan itu untuk kemudian melakukan yang benar! Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |