Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2007/11/18 |
|
Minggu, 18 November 2007
|
|
Judul : Jangan bela pemimpin yang korup Menurut Amsal, pemimpin yang jahat akan menyengsarakan rakyatnya, namun mereka sendiri tidak akan dapat lari dari kebersalahan mereka (ayat 17) dan akan terjebak sendiri pada lubang yang mereka buat untuk mencelakakan orang lain (ayat 18). Yang menarik di ayat 17 adalah nasihat Amsal untuk tidak menolong orang seperti itu. Ini mungkin senada dengan penutup Amsal ini (ayat 28). Makna ayat 28 adalah bukan untuk tidak berbuat apa-apa dalam menyuarakan kebenaran di tengah-tengah penindasan penguasa jahat, melainkan agar jangan ikut-ikutan atau memberi dukungan moral pada para penguasa jahat tersebut. Bagaimana cara tidak mendukung pemimpin yang korup? Pertama, tidak ikut-ikutan pola jahat mereka. Nasihat Amsal dari ayat 19-27 bisa dimengerti seperti itu. Biarlah orang benar menjalani kehidupan mereka dengan cara yang benar, misalnya di ayat 19-20 tetap rajin mengerjakan ladangnya sendiri dan jujur, jangan ikut-ikutan mencari jalan pintas mengejar kekayaan. Di sisi lain, berlaku adil (ayat 21) dan berani menegur kesalahan orang lain (ayat 23) adalah suatu tindakan yang bertolakbelakang dengan kebiasaan sebagian pemimpin yang hanya membela kepentingan sendiri dan bersikap menjilat. Kedua, rendah hati (ayat 26) dan melatih kepekaan dan kepedulian terhadap orang lain (ayat 27). Ada dua cara menyatakan sikap tidak setuju pada pemimpin yang tidak benar. Pertama, salurkan suara kenabian kita lewat jalur yang benar dengan harapan suara rakyat didengar dan diperhatikan. Misalnya, lewat memilih wakil rakyat atau pimpinan dari suatu pemerintahan daerah yang berkualitas dan bermoral. Kedua, dengan mendemonstrasikan hidup yang taat hukum, menegakkan kebenaran, dan berpihak dan serta berjuang demi terwujudnya masyarakat yang berkeadilan sosial. Orang Kristen harus mau aktif terlibat dalam berbagai ajang politis yang sehat dan bertanggung jawab, dan pada saat yang sama menjadi pelaku-pelaku kebenaran dalam hidup keseharian mereka.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |