Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/11/18 |
|
Rabu, 18 November 2015
|
|
Judul: Mendidik di dalam Tuhan Pengamsal mengajarkan tujuan dari mendidik anak, yaitu agar dalam menjalani hidup, sang anak menjadi bijak (20), tidak hidup mempermalukan diri (26), dan tidak hidup menyimpang (27). Demi mencapai tujuan tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan diterapkan, dalam mendidik di mana pengamsal menyoroti perilaku orang-orang di sekitar: Jangan menjadi pembohong (22), pemarah (19), pemalas (24), dan pencemooh (25, 28, 29).Memiliki beragam sikap tersebut sangatlah penting, agar anak dapat menjalani hidup dengan bijak, tidak mempermalukan dirinya sendiri, dan tidak menyimpang dari jalan Tuhan. Lalu, apa yang perlu dilakukan agar sang anak tidak menjadi pembohong, pemarah, pemalas, dan pencemooh? Pengamsal mengajarkan agar anak yang dididik memperhatikan didikan (20), hidup mengandalkan Tuhan (21), berlaku setia (22), dan hidup takut akan Allah (23). Meski kebenaran ini soal mendidik anak, sesungguhnya kebenaran ini berlaku bagi setiap kita. Hai para orangtua, perhatikanlah firman Tuhan ini! Didiklah anak-anakmu sungguh-sungguh sesuai kebenaran firman Tuhan agar hidupnya benar, tidak mempermalukan, dan tidak menyimpang. Hai anak-anak muda, perhatikanlah firman Tuhan ini! Jangan jauhkan didikan dari hidupmu. Takutlah akan Tuhan, agar hidupmu menjadi bermakna, tidak berlalu dengan sia-sia! [MFS]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |