Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/11/19 |
|
Rabu, 19 November 2008
|
|
Judul: Dosa dan hukumannya Celaka pertama memaparkan perbuatan ketidakadilan sosial yang dilakukan terhadap sesama. Tuhan telah memberikan Taurat untuk mengatur umat hidup berdampingan, tetapi kerakusan membuat beberapa orang merampas tanah orang lain dengan cara yang licik. Akibat kejahatan tersebut tanah tidak memberi hasil yang semestinya. Perbandingan yang diberikan, yaitu sepuluh banding satu, mengingatkan kita akan perintah memberikan sepersepuluh dari hasil tanah kepada Tuhan. Mungkin sekali kerakusan itu pula yang menyebabkan hak Tuhan pun diabaikan. Celaka kedua dan keenam membicarakan hal yang sama, yaitu mabuk oleh minuman keras. Mabuk berarti kehilangan kendali diri sehingga berakibat dikendalikan oleh hawa nafsu kedagingan dan akibat-akibatnya. Tidak heran segala hal jahat bisa dilakukan dan hukuman Tuhan tak bisa dielakkan. Celaka ketiga dan keempat berkaitan dengan pemutarbalikan kebenaran dengan kata-kata dusta dan fitnah. Hal-hal ini sama saja dengan pembunuhan karakter dan mematikan moralitas masyarakat (band. Mat. 5:21-22). Celaka kelima berhubungan dengan celaka-celaka sebelumnya, ketika mereka yang berlaku munafik dan palsu, malah dengan sombong membanggakan diri. Adakah hal lain yang bisa diharapkan selain murka Allah dan penghukuman dahsyatnya? Begitu jahatnya hati dan perbuatan manusia di hadapan Allah. Apakah mungkin ada pengampunan? Syukur kepada Kristus, Dialah yang sudah menanggung hukuman Allah setimpal dengan dosa manusia. Tidak ada cara lain untuk mendapatkan pengampunan selain menerima karya penebusan-Nya tersebut.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |