Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2006/11/20 |
|
Senin, 20 November 2006
|
|
Judul: Harapan palsu dan sikap bebal Bagaimana mengajarkan kebenaran kepada orang yang membutakan hati nuraninya terhadap kebenaran? Firman Tuhan di perikop ini datang pada zaman pemerintahan Zedekia, yaitu ketika Nebukadnezar sudah menaklukkan Yehuda dan menawan sebagian penduduknya ke Babel (lih. 2Raj. 25:8-17). Telah terbukti bahwa nubuat para nabi yang mengumandangkan bahwa Babel bukan ancaman serius adalah nubuat palsu (Yer. 23:21, 30-33). Namun, Raja Zedekia tetap mendengarkan para nabi palsu tersebut dan terbius oleh firman dusta mereka (27:14-15). Sikap bebal dan keras kepala Zedekia sama dengan sikap para raja bangsa-bangsa sekitar Yehuda. Mereka juga mendengarkan nubuat bohong dari para nabi penipu mereka (9-10) sehingga mengajak Zedekia bersekongkol melawan Babel. Betapa ironis, umat Tuhan sama tidak pekanya dalam perkara rohani dengan bangsa-bangsa kafir! Lebih celaka lagi, para imam, dan bahkan seluruh rakyat Yehuda juga terbuai janji-janji palsu bahwa kekalahan mereka terhadap Babel hanya bersifat sementara dan Bait Allah akan kembali jaya (16-18). Oleh karena yang para nabi Yehuda beritakan adalah harapan kosong mereka sendiri, bukan berasal dari perintah Allah, mereka sama saja dengan para peramal dan penyihir najis bangsa-bangsa kafir (9). Bagaimana mengajarkan kebenaran kepada orang-orang bebal ini? Yeremia memakai kuk kayu sebagai peraga kepastian hukuman Tuhan yang berupa kuk Babel (2, 6, 12). Kalau mereka tidak juga mawas diri dan bertobat, mereka akan menerima kuk Tuhan yang jauh lebih dahsyat, yaitu: pedang, kelaparan, sampar (8, 13). Berbagai kejadian dalam hidup perorangan, gereja, atau bangsa tidak kebetulan semata-mata. Jika ada dosa dan kejahatan yang tidak berkenan kepada Allah, itu merupakan peringatan Tuhan agar kita bertobat. Camkan: Bertahan dalam kebebalan dan kekeraskepalaan tidak bertobat berarti menabur dosa menuai kebinasaan.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |