Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2007/11/20 |
|
Selasa, 20 November 2007
|
|
Judul : Sekali lagi, pilih hikmat! Kalau mau disimpulkan, seluruh ajaran Amsal, nasihat-nasihat bijaknya, sebenarnya menantang kita untuk memeriksa diri masing-masing secara jujur. Siapakah kita, orang benar atau orang bebal, akan terlihat dari cara kita menanggapi atau merespons nasihat-nasihat Amsal ini (ayat 27). Sebenarnya Amsal tidak mengajukan pilihan netral antara menjadi bodoh atau berhikmat. Setiap pilihan mengandung konsekuensinya masing-masing. Jelas memilih kebebalan, menolak pengajaran yang benar pasti berujung kebinasaan (ayat 16). Maka bangsa yang tidak mau diajarkan kebenaran sejati, yaitu yang menolak firman Tuhan sebagai sumber hidup dan hukum mereka, pasti kacau masyarakatnya (ayat 18). Itulah yang nyata terlihat dari banyak bangsa di dunia masa kini. Negara-negara yang dulu didirikan oleh pemimpin-pemimpin Kristen kini menjadi negara sekuler-ateis yang memisahkan moral religi dari kehidupan sehari-hari. Pragmatismelah yang menjadi berhala mereka, maka kehidupan amorallah yang menjadi ciri mereka. Amsal menawarkan solusi. Pertama-tama, didik kaum muda dengan cara yang benar (ayat 17): tidak cukup hanya dengan kata-kata, tetapi dengan tindakan nyata, kesaksian hidup dari mereka yang mengaku dewasa rohani. Seperti mengajari seorang pelayan, cara terbaik bukan dengan sederetan nasihat atau teori (ayat 19), tetapi contoh praktis yang bisa ditiru dan disiplin yang tinggi (ayat 21). Problem utama kita sebenarnya bukan kekurangan guru yang pintar dan ahli dalam bidang pendidikan, tetapi dalam hal akhlak dan moral, serta sikap takut akan Tuhan. Kebanyakan kita cepat sekali bermuka dua, di satu sisi kita bertutur-kata rohani, padahal yang kita lakukan lebih sering untuk menyenangkan orang lain, menjilat pemimpin atau orang kaya, dan akhirnya kompromi dengan dosa. Kalau kita yang sadar akan pentingnya pendidikan generasi muda saja masih suka bermuka dua seperti itu, bagaimana mungkin kaum muda belajar dari Tuhan lewat ajaran dan hidup kita?
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |