Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2024/11/22 |
|
Jumat, 22 November 2024 (Minggu ke-26 sesudah Pentakosta)
|
|
Utang dapat berbentuk materi yang wajib dilunasi seperti uang, tetapi juga non-materi yang wajib dibalas seperti jasa, kebaikan, dan kasih. Lewat perikop ini, kita bukan dilarang untuk pinjam-meminjam. Akan tetapi, diajarkan cara hidup yang benar sebagai orang percaya. Pertama, saling mengasihi agar sesama orang percaya menggenapi hukum kasih satu sama lain (8-10). Kedua, saling mendukung untuk meninggalkan perbuatan kegelapan dan mendukung perbuatan sopan (11-13). Ketiga, melakukan apa yang Tuhan Yesus lakukan dan bukan mengikuti keinginan diri sendiri (14). Cara hidup demikian mengingatkan bahwa kita memiliki utang kasih yang tak ternilai kepada Yesus Kristus. Kasih-Nya yang melampaui segalanya wajib dibalas dengan kasih yang tulus dari kita kepada-Nya, dengan menjaga pola hidup yang penuh kasih, terhormat, kudus, bebas dari hawa nafsu, dan jauh dari ego. Membayar utang kasih berarti selalu mewujudkan kasih dalam hubungan vertikal dengan Tuhan maupun hubungan horizontal dengan sesama. Kasih yang suci adalah kasih yang tulus ikhlas, tanpa menuntut balas dan imbalan apa pun. Jika dikatakan "kasih sebagai utang", kita memiliki pengertian bahwa kasih mempunyai nilai tak terbatas dan tak terbayarkan oleh apa pun sehingga selalu ada alasan untuk berbuat kasih. Dengan demikian, kasih tidak dapat dipikirkan sebagai tindakan menebar utang; sebaliknya, tindakan memenuhi kewajiban kita untuk mengasihi orang lain dan membagikan kasih Kristus. Selalu ada kesempatan baru untuk saling mengasihi. Untuk itu, jangan lewatkan! Belum tentu terulang waktu atau kesempatan yang Tuhan berikan. Keputusan untuk mengasihi dengan tulus akan selalu menghasilkan buah yang baik, yang dapat dinikmati secara langsung ataupun tidak langsung. Mari kita mengingat banyaknya kesempatan yang hadir dan berbagai hal yang dapat kita perbuat. Seberapa besar perjuangan kita untuk menyatakan kasih? Mari mengasihi bukan untuk berinvestasi, tetapi untuk merespons kasih Allah. [MKD]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |