Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2021/11/23 |
|
Selasa, 23 November 2021 (Minggu ke-26 sesudah Pentakosta)
|
|
Relasi pribadi sangat penting dalam pelayanan. Para pelayan dapat saling mengenal tentang karakter, cara kerja, dan kemampuan sehingga dapat bekerja sama, saling mendukung, dan saling peduli. Surat 2 Timotius terlihat lebih bersifat pribadi daripada surat 1 Timotius. Paulus menyebut Timotius sebagai "anakku yang kekasih" (2). Mereka telah mengadakan perjalanan dan pelayanan bersama. Di mata Paulus, Timotius adalah seorang muda yang beriman dan bersifat tulus ikhlas, seperti nenek dan ibunya, Lois dan Eunike (5). Pengenalan itu membuat Paulus dapat memberikan nasihat kepada Timotius dengan lebih tepat dan tidak sungkan. Timotius diajak untuk melihat dirinya sebagai teladan. Demi pemberitaan Injil, Paulus berada dalam penjara. Segala penderitaan tidak membuatnya kecil hati atau malu sebab ia mengenal Allah dan percaya kepada-Nya sebagai Allah yang berkuasa (12). Karena itu, Timotius diminta untuk terus berkarya dengan penuh semangat dan bersaksi tanpa menjadi malu (6, 8). Ini semua mungkin karena Allah yang mereka kenal. Timotius harus ingat bahwa Allahlah yang telah menyelamatkan dan memanggilnya berdasarkan kasih karunia-Nya yang nyata melalui Yesus Kristus (8-10). Timotius tidak boleh berputus asa sekalipun ada orang yang berpaling, seperti Figelus dan Hermogenes. Justru Timotius harus terus berpegang pada ajaran yang sehat, serta memelihara firman Allah di dalam Yesus Kristus seperti harta yang indah (13-14). Relasi pribadi antarpelayan Tuhan perlu terus ditingkatkan. Lewat kedekatan relasi, para pelayan dinasihatkan untuk bertekun dalam pelayanan, dan diingatkan bahwa mereka semua diikat oleh kasih karunia Allah, sehingga para pelayan saling peduli dan mendukung. Untuk itu, diperlukan keteladanan dari para pemimpin untuk membangun relasi dengan semua pelayan yang lain dalam kerendahan hati. Para pemimpin perlu belajar dari Paulus yang tidak segan membangun relasi baik dengan Timotius yang masih muda dan junior. Dalam relasi pribadi yang dekat, baik dengan Tuhan maupun dengan sesama pelayan, kita membangun kesehatian dalam karya bersama. [ASP]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |