Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2007/11/24 |
|
Sabtu, 24 November 2007
|
|
Judul : Panggilan mulia istri berhikmat Perikop terakhir Amsal ini sangat indah dalam dua hal. Struktur perikop ini adalah akrostik, setiap baris dimulai dengan abjad Ibrani secara berurutan. Sayang keindahan ini tidak terlihat pada terjemahannya. Perikop ini mengungkapkan rasa kagum terhadap sosok istri mulia yang sangat kontras dengan peringatan agar waspada menghadapi wanita jalang (pasal 2, 5, 6, 7, 9), dan pernyataan negatif akan suasana rumah tangga yang berisikan istri yang cerewet (ayat 12:4, 19:13, 21:9, 25:24, 27:15-16). Bersama dengan beberapa ayat yang memuji istri yang saleh (ayat 12:4a, 18:22, 19:14), perikop 31:10-31 ini menjadi penyeimbangnya. Dengan mengungkapkan sisi mulia seorang istri, Amsal hendak menyatakan dua hal. Pertama, hikmat bukan hanya milik kaum pria. Hikmat adalah anugerah Allah untuk setiap anak-Nya yang mau diajar dan dibentuk oleh-Nya. Pria dan wanita setara di hadapan Allah. Kedua, istri yang cakap di sini bukan istri yang menyerah pada bentukan budaya patriarkhal sebagai nasibnya, melainkan sebagai wanita yang menyadari penuh panggilan Tuhan atas dirinya. Sebagai respons positif terhadap panggilan itu, ia berinisiatif menjalankan peran pendamping suami dan pengelola rumah tangga bahkan pemasok kebutuhan keluarga. Kita melihat sosok wanita karir yang memilih mengembangkan karirnya sebagai ibu rumah tangga yang bertanggung jawab dan yang sukses. Di mata suaminya, ia sangat dipercaya (ayat 11) dan dipuji (ayat 28b). Di mata masyarakat, ia sosok ibu bagi yang tertindas (ayat 20), mungkin semacam ibu Teresa. Di mata anak-anaknya, ia adalah ibu yang berbahagia (ayat 28a). Perikop ini tidak membuka peluang kepada gerakan feminisme ekstrim yang menuntut persamaan dengan kaum pria dalam segala hal. Perikop ini menyatakan dengan tegas bahwa dalam perbedaan peran dan fungsi yang Tuhan tetapkan pada pria dan wanita, orientasi orang berhikmat bukan pada menyenangkan sesama manusia melainkan kepada Tuhan, sumber hikmatnya.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |