Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2009/11/25 |
|
Rabu, 25 November 2009
|
|
Judul: Berpegang teguh pada Allah Semua pemimpin secara eksistensial adalah abdi atau pelayan rakyat/umat. Kuasa yang dipercayakan merupakan pemberian Allah. Faktanya, banyak pemimpin yang melupakan tanggung jawab untuk mensejahterakan bangsa yang dia pimpin. Itulah yang terjadi pada pemimpin Israel. Zefanya menyapa para pemimpin dengan sebutan, "Si pemberontak" dan "Si cemar" (ayat 1). Sebutan ini menggambarkan bahwa para pemimpin telah tercemar dan menjadi barang najis. Artinya setiap pikiran, kata-kata, dan karya mereka adalah kecemaran dan merupakan pemberontakan kepada Allah. Allah sudah memperingatkan mereka dengan berbagai bencana, tetapi mereka semakin menjadi-jadi dalam kejahatannya (ayat 1, 6, 7). Para pemimpin yang dimaksud di sini ialah para pemegang kebijakan politik, sosial, dan keagamaan. Mereka adalah para raja, hakim, nabi, dan juga imam (ayat 3, 4). Inti dari kecemaran mereka adalah mereka tidak lagi berpaut pada Allah. Sikap itu tampak pada perbuatan-perbuatan me-reka yang tidak lagi sesuai dengan taurat Allah. Taurat Allah mengajarkan umat agar berlaku adil dan benar. Bila para pemimpin mengabaikannya maka lahirlah perbuatan yang keji, lalim, dan menindas orang lain. Namun Tuhan masih memberi kesempatan agar mereka berbalik kepada Dia. Itulah sebabnya Tuhan belum juga mendatangkan hari penentu itu. Namun pada hari yang ditentukan Allah, akan tiba saat Allah menyatakan murka-Nya yang menyala-nyala. Maka sebelum kesabaran Allah habis, orang harus segera berbalik ke jalan-Nya. Murka Allah akan membuat bangsa-bangsa dan sebagian umat yang rendah hati sujud menyembah Allah. Sedangkan yang sombong dan yang meninggikan dirinya akan disingkirkan Allah. Berpegang teguh kepada Allah dan jalan-Nya adalah damai sejahtera yang abadi. Kualitas damai dan keabadian damai bagi setiap orang yang berpegang kepada Allah tidak akan tertandingi oleh damai sejahtera yang didasarkan pada kekuasaan dan harta.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |