Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2012/11/25 |
|
Minggu, 25 November 2012
|
|
Judul: Model doa seorang hamba Namun keindahan dan kedalaman mazmur ini justru terletak dari kesatuan yang dapat diamati sejak permulaan sampai akhir, yaitu permohonan demi permohonan mengalir tak henti kepada Tuhan (1-4, 6, 11, 16, 17). Ditambah sapaan pemazmur menggunakan kata Tuhan (Ibr. Adonai, yang berarti tuan, pemilik, 3-5, 8-9, 12, 15). Bedakan dengan penggunaan nama pribadi TUHAN (Ibr. YHWH, 1, 6, 11, 17). Serta, sapaan bagi diri sendiri sebagai hamba-Mu (4, 16) dan hamba-Mu perempuan (16) menunjukkan relasi hamba-tuan yang disadari oleh pemazmur. Alasan-alasan bagi permintaan yang bertubi-tubi pun mengajar kita tentang iman dan penyerahan diri kepada Tuhan yang begitu dalam. Ayat 1-2 "...sebab aku sengsara dan miskin ...sebab aku orang yang Kaukasihi..." Ayat 3-4 "...sebab kepada-Mulah aku berseru ...sebab kepada-Mulah ...kuangkat jiwaku..." Ayat 5, 10, 13 "...sebab Engkau ...baik dan suka mengampuni dan...", "Sebab Engkau besar dan ...melakukan...", "sebab kasih setia-Mu besar..." Mazmur ini justru agung karena bukan hanya mengarahkan kita kepada Tuhan sebagai sandaran hidup, tetapi dengan memakai banyak bagian mazmur lain, pemazmur menyatakan penghargaannya pada tradisi iman umat Tuhan di masa lampau. Kiranya, kita belajar menikmati doa pemazmur ini dengan belajar menempatkan diri kita sebagai hamba pada posisi yang tepat di hadapan TUAN kita. Kita belajar bersama dengan umat Tuhan masa lampau menaikkan doa-doa kita dalam kesatuan iman. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |