Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2018/11/25 |
|
Minggu, 25 November 2018 (Minggu ke-27 sesudah Pentakosta)
|
|
Aturan yang telah ditetapkan Tuhan berkait dengan anak sulung dan Hari Raya Roti tidak beragi, sebagaimana kita baca dalam bacaan hari ini, tidaklah terjadi dalam ruang hampa. Aturan itu dikaitkan dengan apa yang telah Allah lakukan bagi Israel. Penebusan dan pengudusan anak sulung (1) dikaitkan dengan tulah ke-10 yang dijatuhkan Allah kepada anak sulung manusia maupun hewan karena Firaun dengan tegar menolak membiarkan orang Israel pergi dari tanah Mesir (15). Demikian juga dengan perayaan Hari Raya Roti Tidak Beragi, yang harus dimakan selama tujuh hari (6). Bahkan, roti yang beragi tidak boleh kelihatan dan ragi tidak boleh terlihat pada hari-hari perayaan tersebut (7). Bagi orang di luar Israel pada masa itu, juga bagi manusia modern, mungkin kedua aturan itu terasa mengada-ada. Namun, aturan itu sengaja ditetapkan Tuhan sebagai pengingat akan karya penyelamatan Allah atas umat-Nya (8). Kedua aturan itu diadakan agar Israel senantiasa ingat bahwa kemerdekaan Israel hanya merupakan buah karya Allah semata. Tampaknya Allah memahami bahwa manusia cenderung lupa, bahkan melupakan, apa yang pernah dilakukan pihak lain terhadap dirinya. Cara Allah mengingatkan bukanlah dengan menghafal, tetapi dengan melakukannya dalam kehidupan. Dalam semua tindakan itu, manusia mengingat. Penelitian dalam dunia pendidikan memperlihatkan bahwa manusia cenderung lebih mengingat apa yang dilakukannya, ketimbang sekadar melihatnya. Itu jugalah alasan Ibu dan Bapak gereja ketika menetapkan ibadah Hari Minggu. Kata "Minggu" berasal dari bahasa Portugis "Dominggus" yang berarti Hari Tuhan. Disebut Hari Tuhan karena Yesus, Juru Selamat kita, bangkit pada Hari Minggu. Ibadah Hari Minggu mengingatkan orang Kristen akan karya penyelamatan Allah dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Karena itu, Ibadah Minggu jangan kita anggap sebagai beban. Doa: Tuhan mampukan kami untuk senantiasa mengingat karya penyelamatan-Mu dalam diri kami! [YM]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |