Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2006/11/26 |
|
Minggu, 26 November 2006
|
|
Judul: Ganyang kesia-siaan! Bahasa ganyang ala dunia politik tahun 60-an ini rasa-rasanya cocok bila dijadikan judul renungan bagi nas ini. Gaya pembahasan Paulus yang melingkar-lingkar bagai spiral ini sedikit sulit diikuti: mulai dari konteks ketika Paulus menyuruh Timotius pergi ke Efesus untuk menasihati jemaat (3-4), lalu pindah kepada tujuan nasihat itu (5), lalu pindah lagi ke deskripsi para pengajar kesia-siaan (6-7), dan akhirnya tiba pada tujuan dan `ketepatgunaan\' Hukum Taurat (8-11), yaitu membuktikan keberdosaan manusia. Gaya tulisan ini memang ciri khas surat-surat Pastoral. Benang merah yang menyatukan pusaran-pusaran kata ini adalah tujuan pelayanan Paulus dan Timotius untuk menegakkan dasar ajaran sehat, yang membuahkan "tertib hidup keselamatan" (4). Artinya, pelayanan orang Kristen, khususnya para pemimpin jemaat, dalam mewujudkan dan menaati kehendak Allah mendasarkan diri pada otoritas yang diberikan-Nya. Sebab itu, kesia-siaan dalam berbagai bentuknya (4b, 6-7) harus disingkirkan dari jemaat karena buahnya adalah perpecahan, percekcokan, dst. Bagaimana cara mengganyang/menghancurkan kesia-siaan itu? Pertama, adanya nasihat yang benar, yang bila ditaati akan membuahkan kasih persaudaraan dalam iman, bukan perpecahan dan perselisihan (bdk. 1Tim. 6:4-5). Nasihat ini lazimnya diberikan oleh pemimpin jemaat kepada umat. Kita perlu merindukan suasana kepemimpinan jemaat yang bercirikan nasihat penuh kasih, bukan sekadar taktik menjatuhkan. Kedua, adanya pemahaman yang benar tentang berita Injil sejati, bukan hanya isi doktrinalnya, tetapi juga implikasi praktis dalam kehidupan pribadi dan berjemaat. Keduanya harus ada karena "tertib hidup keselamatan" tak berguna alias tumpul, dan justru jadi lahan subur bagi ajaran yang "sia-sia" bila salah satu ditiadakan. Renungkan: Bila saudara kita mengajarkan hal-hal yang salah, ganyanglah ajarannya, tetapi kasihi dan doakan orangnya.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |