Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/11/26 |
|
Minggu, 26 November 2017 (Minggu ke-25 sesudah Pentakosta)
|
|
Secara keseluruhan syair lagu dalam pasal 3 ini agak berbeda dengan pasal satu dan dua. Di sini kata Yerusalem hampir tidak muncul. Pasal tiga ini berisi ratapan yang sifatnya perorangan. Karena itu ayat 1 diawali dengan "Akulah orang yang melihat sengsara...." Sedangkan ayat 2 berbunyi, "Ia menghalau dan membawa aku...." Melalui ayat-ayat tersebut, Yeremia menyatakan apa yang dilihat, dialami, dan dirasakannya sebagai bagian dari umat yang menderita pada saat itu. Yeremia mengatakan bahwa penderitaan yang dialami bangsa Israel membuat mereka lupa apa itu kebahagiaan (17). Berbagai ratapan tersebut menunjukkan betapa dahsyatnya penderitaan mereka di bawah penjajahan bangsa Babel. Semuanya terasa lama dan membuat hati sangat pedih. Bahkan mereka pun sempat mengalami krisis iman (18). Meskipun demikian, Yeremia berusaha tidak memfokuskan dirinya pada aniaya, cemoohan, dan penderitaan yang dirasakannya. Ia memilih mengarahkan hati dan pikirannya kepada Tuhan (21). Ia berusaha menggali dan membangkitkan kembali puing-puing iman yang masih ada dalam dirinya. Akhirnya ia menemukan janji Allah, yakni kasih setia Tuhan tak pernah berkesudahan, rahmat-Nya tidak akan ada habisnya dan selalu baru setiap pagi. Yeremia yakin bahwa semua derita akan berlalu. Tuhan pasti memiliki rencana bagi umat-Nya. Dia telah memilih Israel sebagai kepunyaan-Nya. Keyakinan akan janji Tuhan inilah yang memampukannya tidak putus asa, namun hidup dalam pengharapan. Di tengah derita yang dialaminya, ia berusaha untuk tidak meragukan kasih setia Tuhan. Ia belajar percaya dan berharap hanya kepada Tuhan. Sering kali kita lebih fokus pada penderitaan dan berbagai hal negatif yang muncul dalam hati dan pikiran kita. Saat ini, marilah kita memohon agar Tuhan mengampuni pelanggaran kita dan menolong kita untuk bisa fokus kepada-Nya. Percaya atas kasih dan janji-Nya untuk tidak melihat ke belakang karena kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. [MH]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |