Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2022/11/26 |
|
Sabtu, 26 November 2022 (Minggu ke-24 sesudah Pentakosta)
|
|
Ada sebuah slogan populer yang digunakan di beberapa gereja, yaitu "God first, others second and myself last". Slogan itu terdengar begitu ideal dan memang itulah yang seharusnya dilakukan oleh orang-orang percaya. Sayangnya, pada kenyataannya sulit sekali untuk menempatkan Tuhan di posisi yang pertama dan terutama. Orang Israel belajar menjadikan Tuhan sebagai yang terutama melalui persembahan persepuluhan di hadapan Tuhan (22). Hal itu perlu terjadi agar mereka dapat belajar untuk takut akan Tuhan (23). Persembahan persepuluhan menggambarkan sebuah upaya untuk mengingat Tuhan dan menjadikan-Nya sebagai prioritas dari segala berkat yang telah diterima oleh orang Israel. Dengan berkat yang telah dilimpahkan oleh Tuhan dan yang dipersembahkan kembali kepada-Nya, orang Lewi yang mendedikasikan hidupnya untuk melayani Tuhan, orang asing, anak yatim, dan para janda tidak boleh diabaikan haknya dalam kehidupan umat Allah (28-29). Perhatian yang ditunjukkan kepada mereka yang membutuhkan merupakan bagian penting dalam hidup keagamaan umat Tuhan. Sering kali berkat-berkat dari Tuhan dalam kehidupan kita membuat kita lupa kepada Sang Pemberi. Kita berpikir bahwa berkat-berkat tersebut hadir semata-mata karena kerja keras yang kita lakukan. Kita terlalu erat menggenggamnya sampai-sampai Tuhan tidak boleh mengambilnya. Padahal, sebagai orang percaya kita telah paham prinsip memberi dan menerima. Sama seperti Tuhan melatih orang Israel untuk belajar takut akan Tuhan dalam kehidupan mereka, Dia juga menginginkan hal yang sama terhadap kita, khususnya dalam pengelolaan berkat-berkat yang kita terima. Kita harus sadar bahwa berkat itu bukan milik kita. Kita hanya pengelola. Kesetiaan kita dalam mengelola akan membentuk kita untuk takut akan Tuhan. Di dalam takut akan Tuhan, mata kita dicelikkan untuk melihat sesama yang membutuhkan. Yesus berkata, apa yang kau perbuat bagi saudaramu yang paling hina, engkau melakukannya untuk Aku. Sudahkah Allah menjadi prioritas utama dalam hidup kita? [PMS] Baca Gali Alkitab 4 Bangsa Israel dapat dikatakan memiliki iman yang mudah goyah. Di Tanah Perjanjian ada penduduk yang menyembah allah-allah lain. Mungkin bangsa Israel merasa terkekang oleh perintah Tuhan karena mereka merasa bangsa lain boleh berbuat sesukanya. Karena itu, beberapa rakyat Israel mencari tahu tentang allah bangsa lain itu, bahkan ingin beribadah kepadanya. Peribadahan bangsa lain tidak menyenangkan, bahkan melawan Tuhan. Bangsa lain di Tanah Perjanjian mempersembahkan anak-anak mereka, baik lelaki maupun perempuan. Ibadah semacam itu adalah kekejian di mata Tuhan. Dalam hal ibadah, bangsa Israel sepatutnya hanya melakukan hal-hal yang sudah diperintahkan oleh Tuhan. Mereka perlu melakukan perintah Tuhan dengan setia dan tidak perlu menambah atau mengurangi firman Tuhan. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |