Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2016/11/27 |
|
Minggu, 27 November 2016 (Minggu ke-29 sesudah Pentakosta)
|
|
Percaya kepada Tuhan tidak secara otomatis membuat orang beriman terhindar dari penderitaan, kesengsaraan, sakit penyakit, terpuruk secara ekonomi, dan sebagainya. Jika demikian, apa perbedaan yang dimiliki oleh orang beriman dengan yang tidak beriman? Yang pasti, cara pandang terhadap kehidupan harus berbeda antara orang percaya dan tidak percaya. Mazmur 88 menjadi salah satu contohnya. Pada Mazmur 88, judul yang tertera adalah "Doa pada waktu sakit payah". Dalam perikop ini, para pembaca sulit mendapat informasi mengenai penderitaan yang dialami oleh pemazmur. Hanya beberapa petunjuk kalimat yang memperlihatkan kondisi pemazmur yang putus harapan. Misalnya, dia merasa sudah dekat dengan 'dunia orang mati'; setelah ia 'kenyang dengan malapetaka'; dan 'seperti orang yang sudah tidak berkekuatan' (4-5). Kondisi tersebut memperlihatkan pemazmur sedang dalam pergumulan berat. Di satu sisi, ia menyebut Tuhan sebagai "Allah yang menyelamatkan" (2a). Di sisi yang lain, ia berpendapat bahwa Allah penyebab dirinya menderita. Contohnya, "Aku tertekan oleh panas murka-Mu dan segala pecahan ombak-Mu Kautindihkan kepadaku." (8); "Kehangatan murka-Mu menimpa aku, kedahsyatan-Mu membungkamkan aku" (17). Sepertinya pemazmur merasa merana sampai ia mengatakan bila orang sudah berada di 'sye'ol', - dunia orang mati, maka seluruh kehidupan telah selesai. Hidup menjadi tidak bermakna lagi. Ia pesimis bahwa Tuhan ada di dunia orang mati untuk mengasihi dan membangkitkannya dari kematian (11-12). Meski ia tidak dapat hidup bersama dengan para sahabat (19), masih tersimpan nada optimis pemazmur yang tengah berharap kepada Tuhan. Tampaknya, ia sedang mencari-cari kehidupan bersama Allah sebagai fokus utama dalam hidupnya. Dalam kondisi yang dipenuhi rasa takut akan kematian, tetaplah berharap kepada Tuhan. Ia akan memberikan kekuatan yang menghidupkan. [SS]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |