Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2018/11/27 |
|
Selasa, 27 November 2018 (Minggu ke-27 sesudah Pentakosta)
|
|
"Jika lift macet, TENANGLAH, JANGAN PANIK!" Demikianlah peringatan bagi para pengguna lift. Yang harus dilakukan ketika tiba-tiba lift berhenti bekerja adalah menguasai diri agar tetap tenang. Kepanikan tidak akan menyelesaikan persoalan, membuat kita tidak mampu berpikir jernih, yang akhirnya membuat kita semakin takut. Demikian pulalah yang terjadi dalam diri umat Israel. Mereka panik karena terkurung antara Laut Teberau di depan dan tentara Mesir di bawah pimpinan Firaun di belakang. Kepanikan itu membuat mereka tidak lagi berpikir jernih. Mereka lupa akan semua yang telah dilakukan Allah bagi mereka. Sepuluh tulah seolah sirna. Berkait dengan tulah ke-10, mungkin saja dalam benak orang Israel telah terbayangkan betapa ngerinya balas dendam orang-orang Mesir itu, yang telah kehilangan anak sulung mereka. Pada titik itulah orang Israel mulai menyalahkan Musa. Mereka menganggap dia merupakan biang keladi dari situasi yang dihadapi. Mereka memang tidak menyalahkan Allah secara langsung, tetapi jika ditelusuri semua yang mereka katakan kepada Musa bermuara kepada Allah yang telah mengutus Musa. Dalam situasi yang genting itu, agaknya hanya Musalah yang tidak panik. Tegas dia berkata kepada bangsanya, "TUHAN akan berperang untuk kamu dan kamu akan diam saja" (14). Musa mengajak umat Israel untuk berpikir jernih. Bukankah selama ini Allah telah melakukan banyak mukjizat kepada mereka? Sepuluh tulah merupakan buktinya. Ketakutan tidak akan menyelesaikan masalah. Yang diminta Musa adalah orang Israel diam saja, memercayakan diri kepada Allah, dan melihat Allah bekerja menyelamatkan mereka. Mungkin Anda kini berada dalam situasi sulit dan merasa tak ada jalan keluar. Nah, jalan terlogis adalah tetaplah tenang. Jangan panik! Tak ada sesuatu pun yang terjadi dalam diri Anda di luar pengawasan Allah sendiri. Diamlah, percayalah, dan saksikanlah karya penyelamatan-Nya (13). Doa: Tuhan bila badai hidup menerpa, tolong kami untuk tetap tenang! [YM]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |