Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2010/11/29 |
|
Senin, 29 November 2010
|
|
Judul: Celik melihat Tuhan Ahas melakukan penyembahan berhala yang melibatkan ritual keji, yaitu dengan mengurbankan anak-anak (2-4). Sungguh mengerikan. Dia tak menyadari bahwa perbuatan yang menyakiti hati Tuhan itu akan membangkitkan murka-Nya. Tak heran bila Allah kemudian menghukum Ahas dengan membangkitkan raja Aram untuk menyerang dia (16-21). Namun hal ini pun tidak membuat mata Ahas menjadi celik. Mata hatinya telah menjadi buta hingga tak dapat melihat bahwa Tuhan berada di balik semua itu. Malah tanpa merasa malu, ia mengharapkan pertolongan dari raja negeri Asyur (16-21). Suatu harapan yang justru kemudian berbalik menjadi bumerang bagi dia (20-21). Iman Raja Ahas pun makin terpuruk. Teguran dan hajaran Tuhan tidak membuat mata hatinya terbuka untuk melihat maksud Tuhan. Kegelapan hati justru membuat Ahas mengira bahwa raja Asyur menang karena pertolongan allahnya. Maka dalam kebodohannya, Ahas malah mempersembahkan korban kepada allah asing (22-25). Ironis sekali! Sungguh tak ada satu pun cerminan bahwa Ahas adalah anak dari Yotam, raja yang hidupnya berkenan bagi Allah. Hidup Ahas menjadi suatu peringatan bagi kita. Bila tak ada satu pun peristiwa dalam hidup yang membuat mata hati kita terbuka untuk melihat bahwa ada maksud Tuhan di dalamnya, maka kita perlu waspada. Kita perlu memeriksa diri, apakah sesungguhnya kegelapan sedang menyelubungi hati kita, hingga tak dapat melihat satu pun karya Allah dalam hidup kita, walau hanya berupa suatu sentilan kecil. Bila hal itu yang sedang terjadi dalam hidup kita, datanglah pada Tuhan. Minta Dia menyingkapkan selubung itu dari hati kita agar kita dapat melihat Dia dan terbuka pada karya dan maksud-maksud-Nya di dalam hidup kita, bagi kemuliaan-Nya.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |