Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/11/29 |
|
Sabtu, 29 November 2014
|
|
Judul: Tritunggal najis, siapa takut? Roh kudus palsu lebih pantas disebut roh kenajisan, digambarkan dengan binatang yang keluar dari bumi (bdk. 1Sam. 28:13). Binatang itu akan mempromosikan binatang yang keluar dari laut, - meniru Roh Kudus mempromosikan Kristus - agar seluruh bumi menyembahnya (12). Caranyalah yang menunjukkan kepalsuannya. Yaitu, dengan berbagai manifestasi spektakuler (13-15), sampai dengan pemaksaaan yang bersifat struktural (15-17). Manifestasi yang sangat beragam ini pasti membingungkan dan menyesatkan. Apalagi seperti kata Paulus, bahwa di hari-hari terakhir, orang tidak lagi mau mendengarkan ajaran sehat, tetapi hanya yang memuaskan telinganya (2Tim. 4:3). Yohanes mengingatkan bahwa ketritunggalan najis ini harus disikapi dengan benar. Sepanjang sejarah gereja, bilangan 666 coba ditafsirkan dengan cara mencocokkannya dengan tokoh dalam sejarah. Mungkin, lebih tepat melihat 666 sebagai upaya untuk mencapai 777, namun gagal. Itulah upaya gagal Si Naga dan kedua oknum tritunggal najis lainnya. Angka 7 melambangkan kesempurnaan. Angka ke-7 di dalam penjelasan meterai (8:1-5), sangkakala (11:1-19), dan nantinya cawan (16:17-21) selalu menunjuk pada kedatangan Allah dan Kerajaan-Nya. Sedangkan meterai, sangkalala, dan cawan sampai dengan yang keenam jelas berbicara mengenai penghukuman yang semakin dahsyat. Itulah bilangan manusia! Artinya, tidak memiliki kuasa apapun untuk dibandingkan apalagi mau menyaingi kuasa Allah. Jadi, percaya saja pada Allah Tritunggal. Kuasa tritunggal najis? Siapa takut? Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |