Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/11/29 |
|
Minggu, 29 November 2020 (Minggu Adven ke-1)
|
|
Seperti apa rasanya ditolak Tuhan? Bagaimana mungkin, Dia yang dikenal Maha Pengasih tega menolak umat-Nya? Namun, itulah yang tengah dihadapi umat Israel saat Hosea dipanggil menjadi nabi. Mengapa hal itu bisa terjadi? Umat Israel tidak lagi setia. Hal itu difirmankan kepada Hosea: "...karena negeri ini bersundal hebat dengan membelakangi TUHAN" (2). Tuhan bersusah hati karena tindak tanduk umat-Nya. Dalam hal ini, ketidaksetiaan orang yang dipercayai dan dicintai tentu lebih menyakitkan. Situasi yang dihadapi oleh Hosea membuat panggilan kenabian yang diterimanya menjadi sangat tidak mudah. Ini tercermin dari apa yang mesti dilakukannya untuk menjadi gambaran hidup dari pesan yang Allah hendak sampaikan kepada umat-Nya. Hosea harus mengambil seorang perempuan sundal menjadi istrinya hingga memperanakkan anak-anak sundal pula. Tujuannya supaya Israel sadar bahwa mereka telah bersundal hebat. Pada masa itu, menikahi seorang perempuan sundal berarti menurunkan martabat. Apa yang dilakukan Hosea itu dalam latihan rohani disebut sebagai probation atau masa percobaan. Dalam latihan itu, dia harus melakukan hal yang bukan kegemarannya. Bahkan bisa jadi, itu merupakan hal yang sangat tidak disukai. Pengalaman hidup Hosea dalam menempuh panggilan sebagai nabi pantas menjadi perenungan gereja. Setia pada panggilan untuk menyuarakan suara kenabian yang sekalipun penuh risiko. Dalam hal ini, Hosea berani mengambil risiko demi menegakkan nama Tuhan atas umat-Nya. Hosea telah mengalahkan kepentingan pribadi ketika memperistri seorang sundal sekaligus memperanakkan anak-anak sundal. Hosea rela menanggung beban perasaan ketika menjadi ayah bagi Yizreel, Lo-Ruhama, dan Lo-Ami. Nama-nama itu menunjukkan kepedihan hati Tuhan terhadap Israel. Tuhan menolak bangsa Israel ketika mereka tidak setia. Nabi Allah, Hosea, rela menderita, supaya bangsa Israel menyadari dosa-dosa mereka dan kembali menjadi umat kekasih Tuhan. Hendaklah kita tetap setia kepada Tuhan agar tidak sampai ditolak-Nya. [SZR]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |