Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2007/12/01 |
|
Sabtu, 1 Desember 2007
|
|
Judul : Tanda orang percaya Kekristenan bermakna "hubungan pribadi dengan Kristus". Tampaknya hanya ada dua pribadi yang terlibat di dalamnya, yaitu orang percaya dan Kristus. Meski demikian, bagaimana seorang percaya memperlakukan dan mengasihi saudara seiman, terkait juga di dalam relasi itu. Ketika seseorang menjadi Kristen, ia tidak lagi dikuasai dosa, ia mulai melakukan apa yang benar, dan mulai mengasihi saudara di dalam Kristus (ayat 11). Kasih bisa menjadi indikator keselamatan di dalam diri seseorang (ayat 14). Kita tidak perlu terkejut bila dunia membenci kita (ayat 13), tetapi kita harus heran bila ada kebencian di dalam tubuh Kristus. Yohanes memakai kisah Kain sebagai contoh kegagalan dalam mengasihi (ayat 12). Kain gagal karena tidak beriman (Ibr. 11:4). Lalu lahir ketidaktaatan yang berakhir pada kebencian; lahir kesombongan yang menghasilkan panas hati (Kej. 4:5). Kebencian dapat ditunjukkan secara aktif maupun pasif. Di mata Allah, membenci saudara sama dengan membunuh dia di dalam hati (ayat 15). Perbedaan kebencian dan pembunuhan terletak pada tindakannya, sikap hatinya sama! Walau tidak melakukan tindakan membunuh secara langsung (mungkin karena takut dihukum), terselip harapan bahwa orang itu bisa lenyap. Penolakan terhadap seseorang juga berarti memperlakukan orang itu seolah dia telah mati. Mereka yang menyatakan diri sebagai Kristen harus saling mengasihi. Ini bukan tugas! Ini bukti kekristenan sejati! Di mana tidak ada kasih, di situ iman mati. Bila kita tidak mengasihi saudara seiman, orang Kristen macam apa kita? Kasih sejati bukan hanya ada di dalam hati atau mulut, tetapi dinyatakan melalui tindakan. Ujian mengasihi bukan hanya melakukan tindakan yang dramatis dan heroik. Berbagi makanan dengan mereka yang kelaparan atau berbagi rezeki dengan mereka yang kekurangan, merupakan tindakan kasih yang nyata (ayat 17-18). Jangan biarkan kasih kita hanya ada di bibir tanpa aksi nyata. Kita harus menyatakan kasih dalam tindakan dan kebenaran, dalam aksi dan dalam kejujuran.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |