Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2011/12/01 |
|
Kamis, 1 Desember 2011
|
|
Judul: Berani menghadapi penderitaan Melalui Silwanus inilah, Petrus mengirimkan suratnya sesaat sebelum pemerintahan Kaisar Nero yang kejam menyiksa setiap orang Kristen diseluruh daerah kekaisarannya. Dalam Yohahes 18:15-20, oleh karena ketakutannya akan penyiksaan dan kematian, Petrus menyangkali Yesus hingga tiga kali. Namun belajar dari pengalaman hidupnya, Petrus memberi penguatan kepada saudara seiman. Menghadapi penganiayaan yang terjadi, Petrus menasihati agar teguh berdiri di atas iman kepada Tuhan Yesus Kristus. Berdasarkan catatan sejarah, Petrus pun mati sebagai martir Tuhan. Melalui Silwanus, jemaat diberitahu sebuah realitas bahwa setiap orang percaya mungkin saja mengalami penderitaan karena dunia ini dipimpin oleh orang-orang yang memusuhi Kristus. Sebagai mana jemaat mula-mula berani menghadapi penderitaan, sudah sewajarnya pula jika kita pun berani menghadapi hal yang sama. Kita harus berani menghadapi tantangan dan kesulitan dengan penuh kesabaran, tahan menderita, dan penuh keberanian seperti teladan Petrus. Dan seperti Silwanus, kita perlu melatih diri untuk membawa kabar baik itu kepada siapa pun juga dengan segala risiko yang ada. Tentu saja tidak mudah memiliki keberanian seperti yang dimiliki jemaat mula-mula dalam menghadapi ujian iman yang berupa penderitaan dan siksaan fisik. Tidak sedikit yang menemui kematian dengan cara yang mengenaskan. Namun bukan berarti kita tidak bisa memiliki keteguhan hati seperti yang mereka miliki. Yang perlu kita lakukan adalah berdoa dan memintanya kepada Tuhan. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |