Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/12/01 |
|
Selasa, 1 Desember 2020 (Minggu Adven ke-1)
|
|
Sebuah pepatah mengatakan, "Tak kenal, maka tak sayang." Artinya, proses mengenal menjadi sesuatu yang sangat penting. Hanya lewat pengenalan sebuah relasi menjadi berkualitas. Hal itu ditandai dengan munculnya rasa sayang. Ternyata untuk mencapai relasi yang berkualitas tidak selalu mudah. Itulah yang dialami umat Israel pada zaman Nabi Hosea. Umat Israel justru lebih mengenal dewa Kanaan, yaitu Baal (4, 6). Mirisnya, mereka beranggapan bahwa kelimpahan hasil pertanian dan peternakan berasal dari dewa ini. Akibatnya, umat Israel tidak dapat merasakan kasih sayang Tuhan. Padahal, Tuhan selalu digambarkan sebagai Suami yang setia. Tuhan pun menghukum mereka dengan mengambil semua berkat yang diberikan kepada umat Israel (8-12). Penghukuman dimaksudkan agar Israel sadar bahwa Tuhan adalah satu-satunya sumber kelimpahan. Untunglah, Tuhan berkenan untuk memulihkan kembali hubungan-Nya dengan bangsa Israel seperti sedia kala (15, 17-19). Setiap orang beriman tidak bisa mengabaikan proses mengenal Tuhan. Melalui proses tersebut, orang dapat merasakan kasih dan sayang-Nya yang abadi. Dengan demikian, relasi kita dengan-Nya menjadi makin berkualitas. Siapakah Tuhan yang layak dikenali untuk disayangi itu? Tuhan yang dalam Alkitab dipahami sebagai Yang Mahakuasa atau omnipotent dan Maha Mengetahui atau omniscient. Allah yang penuh kasih, tetapi tidak segan untuk menghukum jika umat-Nya berbuat dosa. Allah mengenal betul setiap umat-Nya, apa yang diperbuat, baik atau buruk. Ketika Allah menghukum, walau tampak kejam, tindakan-Nya bertujuan agar umat yang dikasihi itu benar-benar mengenal-Nya secara mendalam. Sehingga kasih sayang-Nya akan abadi bersemayam di dalam hati. Sementara itu, pengenalan selalu muncul lewat pengalaman. Dengan berbagai pengalaman bersama Allah itu, tidak ada alasan bagi umat yang dikasihi-Nya untuk tidak mengenal tindakan Tuhan yang penuh belas kasih. [SZR]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |