Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2023/12/02 |
|
Sabtu, 2 Desember 2023 (Minggu ke-26 sesudah Pentakosta)
|
|
Kita sering kali menganggap bahwa pusat kehidupan spiritual kita berada pada hari Minggu di gereja. Padahal, kehidupan spiritual dalam arti relasi kepada Allah harus dibangun setiap saat. Salah satu caranya adalah melalui doa. Dalam doa kita dilatih untuk mengenal Allah dan peduli terhadap orang lain. Demikianlah yang dilakukan Salomo setelah penahbisan Bait Allah selesai. Ia memimpin rakyatnya untuk berdoa kepada Allah. Doa Salomo dimulai dengan pengucapan syukur (14-15). Setelah itu, ia memohon agar Allah senantiasa memelihara perjanjian-Nya dengan Daud (16-17). Di satu sisi, Salomo mengakui bahwa tidak ada apa pun di bumi yang sanggup menampung Allah Yang Mahabesar. Di sisi lain, ia juga berharap agar Bait Allah menjadi tanda bahwa Allah senantiasa mengingat umat-Nya dan berkenan hadir di tengah mereka (18-20). Lalu, Salomo berdoa bagi rakyatnya demi pengampunan dosa, pemulihan umat, serta perhatian dan kasih Tuhan di tengah berbagai bencana. Tak hanya itu, ia juga berdoa agar bangsa-bangsa asing turut mengenal Allah Pencipta langit dan bumi (32-33). Menariknya, dalam ayat 36-39 ada rujukan kepada peristiwa pembuangan Israel ke Babel. Dalam doa itu ditegaskan bahwa Tuhan akan tetap mendengar doa umat-Nya yang tercerai-berai asalkan mereka mengarahkan hati kepada-Nya. Rujukan ini wajar mengingat Kitab Tawarikh ditulis pada masa setelah pembuangan. Kini, melalui doa yang mereka panjatkan, kita dapat dengan jelas melihat keyakinan iman umat Tuhan. Salomo menyampaikan doanya dengan sangat mendetail karena ia sadar bahwa dalam memimpin bangsa yang besar itu, ia tidak bisa melakukannya sendirian; ia sangat membutuhkan pertolongan Allah. Seperti itulah seharusnya relasi kita dengan Allah. Segala sesuatu hendaknya kita bawa di dalam doa sebagai bentuk komunikasi yang terus-menerus dengan Allah. Dalam doa, kita senantiasa diteguhkan untuk menjalani kehidupan dengan beragam tantangannya. Doa jugalah yang menjadi bentuk representasi iman kita. [WDN] Baca Gali Alkitab 4 Pada masa itu kemuliaan Tuhan dan perkenanan-Nya atas umat-Nya dan kurban persembahan mereka dinyatakan dengan turunnya api dari langit. Saat Musa mempersembahkan kurban di Kemah Suci, dan juga di atas mazbah yang didirikan Daud di Gunung Moria, api dari langit turun ke atas kurban mereka. Bait Suci yang telah selesai dibangun oleh Salomo pun diresmikan. Salomo dan umat Israel yang begitu banyak itu mempersembahkan kurban kepada Tuhan. Kurban itu diterima oleh Tuhan dan kemuliaan-Nya turun memenuhi Bait Suci itu. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |