Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/12/03 |
|
Kamis, 3 Desember 2020 (Minggu Adven ke-1)
|
|
Tuhan sangat berduka ketika cinta kasih menghilang dari tengah kehidupan umat yang dikasihi-Nya. Itulah yang dialami bangsa Israel. Mereka adalah umat yang sangat dikasihi-Nya, tetapi justru tega mengingkari perjanjian. Orang-orang yang sejatinya bisa diandalkan untuk merawat perjanjian kasih karunia malah berkhianat, yaitu para imam dan nabi. Mereka tidak menjalankan tugas sesuai dengan panggilannya. Mereka seharusnya mewartakan kasih Tuhan dengan segala kebenaran, kesetiaan, dan keadilan-Nya. Kenyataannya, mereka malah lebih mengutamakan materi. Ironisnya, mereka malah memelopori untuk menolak pengenalan akan Allah. Dengan terang-terangan, mereka malah berselingkuh dengan ilah lain (12-14, 17). Dalam keadaan seperti itu, cinta kasih berubah menjadi kemurkaan. Ini tampak melalui kisah penghukuman Allah terhadap umat yang meninggalkan-Nya. Hati Allah kian sakit ketika umat-Nya lari kepada para penenung dan berhala di Kanaan (12, 13). Mereka mempersembahkan kurban di puncak-puncak gunung dan di atas bukit-bukit. Bahkan, mereka melaksanakannya dengan gembira. Ini tanda bahwa umat kesayangan Tuhan itu lebih mencintai kehinaan daripada Allah sendiri. Mereka seolah tidak tahu, jika meninggalkan Allah berarti berjalan menuju kebinasaan. Mereka tidak sadar, dengan tindakan itu, malapetaka sedang mendekat. Allah dapat mencabut kemuliaan mereka sebagai umat yang disayangi dan membuat mereka terhina dengan menjadikan mereka sebagai bangsa tawanan. Jadi, bagaimana supaya kasih tidak menghilang dalam kehidupan bersama atau memulihkan kembali kasih yang telah hilang? Pertama, kita harus mengenal Allah, sebab Allah adalah pribadi yang penuh kasih, yang mencintai keadilan, dan kebenaran sehingga akan mendatangkan keyakinan dan keteguhan hati. Kedua, kita harus tinggal dekat dengan Allah. Dengan demikianlah, kasih-Nya akan terjaga dalam persekutuan yang intim dengan Allah. [SZR]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |