Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2005/12/04 |
|
Minggu, 4 Desember 2005
|
|
Judul: Terbuka untuk diadili Dalam Alkitab kita bertemu dengan beberapa tokoh yang berani menantang orang lain untuk membuktikan dirinya bersalah. Misal: Samuel yang berani menantang umat Israel untuk memperlihatkan kesalahannya terhadap mereka, ia memanggil Allah sebagai saksinya (ayat 1Sam. 12:1-5); Tuhan Yesus juga menantang para musuh-Nya di pengadilan mahkamah agama Yahudi untuk membuktikan apa kesalahan-Nya sampai-sampai mereka ingin membunuh-Nya (Yoh. 18:19-23). Demikian juga dengan Ayub. Di puncak penderitaannya ia menantang Allah untuk menunjukkan kesalahannya. Pasal 31 ini mengikuti surat gugatan yang diajukan ke pengadilan resmi (ayat 35). Ayub membuka semua aspek kehidupannya di hadapan Allah untuk diuji kesalehannya. Baik dosa yang tersembunyi di dalam hati (ayat 1, 33-34), dosa perzinaan (ayat 9), dosa mengabaikan orang yang membutuhkan pertolongan (ayat 13, 16-17, 19-20, 31), dosa materialisme dan penyembahan berhala (ayat 24-27), maupun perbuatan dosa yang eksplisit (ayat 21, 38-39). Ayub tahu konsekuensi gugatannya ini bila ia terbukti salah. Ia siap menerima hukuman sebagai konsekuensi dari gugatannya itu (ayat 8, 10-12, 14, 22-23, 28, 40). Sikap berani Ayub di hadapan Allah yang Mahatahu menunjukkan bagaimana komitmen iman Ayub telah menjaga hidupnya menjadi bertanggung jawab dan benar di hadapan Dia (ayat 6). Namun, pada saat yang sama Ayub mengakui bahwa Allah berdaulat atas hidupnya (ayat 2-4). Sebagai anak-anak Tuhan yang sudah ditebus oleh darah Kristus, kita yakin Dia adalah pembela kita. Beranikah kita membuka hidup kita di hadapan-Nya untuk diuji kesalehan kita? Atau kita perlu memeriksa diri kita sendiri, menerapkan firman-Nya dalam berbagai aspek hidup kita yang masih gagal untuk berkenan kepada-Nya dan tidak menjadi berkat bagi sesama. Responsku: _________________________________________________________________ _________________________________________________________________
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |