Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/12/04 |
|
Jumat, 4 Desember 2015
|
|
Judul: Lidah tak Bertulang Berkata-kata yang benar dan baik akan menghasilkan hal yang baik pula. Jika berkata-kata hal yang tidak sepantasnya, pasti menimbulkan perpecahan, ibarat menembakkan panah api (18-19). Pertengkaran tidak akan terjadi apabila informasi yang disampaikan tidak diplintir kebenarannya (20-21). Memang tidak semua informasi benar adanya. Karena itu, kita harus menyelidiki dengan saksama. Sebab adakalanya muncul berita-berita yang kelihatannya baik, sebenarnya berita busuk (22-23). Selain itu, pengamsal juga memperhatikan adanya bahaya lain, yaitu si pembawa berita. Ia digambarkan sebagai orang yang berpura-pura ramah (24-25). Tidak jarang orang-orang terjerat pada berita yang disampaikannya, padahal isi dan motif berita itu mengandung kebencian terhadap musuhnya (26-28). Raja Salomo memberi nasihat kepada kita untuk waspada dalam berkata-kata. Adakalanya saat bersosialisasi dengan orang lain, tanpa disadari kita menyampaikan hal-hal yang yang tidak sepantasnya. Penulis amsal juga tidak menghendaki kita menggunakan kata-kata indah yang isinya tipu muslihat. Karena dalamnya hati dan pikiran seseorang tidak dapat diketahui orang lain. Takutnya ada kekejian terselubung yang tidak kita ketahui, yang mungkin dapat berakibat fatal di kemudian hari. Sebagai orang yang percaya, penulis amsal memberikan gambaran jelas bagaimana seharusnya kita mempergunakan lidah. Tidak sepatutnya kita menggunakan lidah dengan tujuan penipuan, sebab siapa yang menggali lubang akan jatuh di dalamnya. Bijaksanalah menggunakannya, sebab lidah itu tak bertulang. [YSAN]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |