Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/12/04 |
|
Rabu, 4 Desember 2019 (Minggu Adven ke-1)
|
|
Seseorang akan disebut setia pada janji ketika janji itu ditepati. Faktanya, banyak orang mengingkari janjinya dan hal itu membuat kita kecewa. Bahkan, banyak juga pasangan suami istri yang berjanji sehidup semati tidak menepatinya ketika ada tantangan. Bagaimana dengan janji setia Tuhan kepada umat-Nya? Mazmur 89 diawali dengan sebuah keyakinan akan kasih setia Tuhan. Pemazmur hendak menyaksikannya turun-temurun. Kasih setia Tuhan itu adalah janji Tuhan kepada Daud bahwa Dia akan menegakkan kerajaan Daud selamanya (bnd. 2Sam. 7:8-16). Janji Tuhan tersebut telah melewati berbagai tantangan dan melampaui zaman, namun Tuhan tidak pernah lupa akan janji-Nya. Meskipun dalam sejarah Israel sepertinya janji ini tidak terwujud. Misalnya, ketika Yerusalem hancur dan keturunan Daud tidak memerintah lagi. Semuanya tidak serta-merta membatalkan janji Tuhan pada masa mendatang. Tuhan tetap setia pada janji-Nya dan puncaknya Ia wujudkan ketika Mesias lahir dari keturunan Daud. Dasar keyakinan kita terhadap janji setia Tuhan adalah Ia berkuasa atas alam semesta. Dialah pemilik langit bumi dan berkuasa mengendalikan seluruh sejarah kehidupan manusia. Kebenaran, keadilan, kasih, dan kesetiaan-Nya menjadi cara Allah menopang agar dunia yang gelap dan berdosa ini tidak semakin rusak. Berdasarkan hal ini, pemazmur memegang teguh keimanannya dan kesetiaan janji Tuhan. Sejarah adalah bukti janji Tuhan. Keselamatan melalui Yesus Kristus adalah peristiwa tak terbantahkan yang memperlihatkan kasih Tuhan kepada manusia. Jadi, tidak ada alasan lagi untuk meragukan kesetiaan Tuhan. Karena Allah telah membuktikan kasih-Nya yang besar dan mustahil Ia mengingkari janji-Nya. Pertanyaannya adalah apa yang seharusnya kita lakukan? Percaya dan meletakkan seluruh pengharapan kita dalam kasih serta kesetiaan Tuhan. Doa: Tuhan, kami berterima kasih untuk janji setia-Mu yang tidak pernah berkesudahan dalam hidupku. [AB]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |