Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/12/04 |
|
Jumat, 4 Desember 2020 (Minggu Adven ke-1)
|
|
Mencari apa pun, jika tidak berhasil menemukan, tentu akan menimbulkan kejengkelan. Jika hal ini terus berlanjut, kita bisa menjadi putus asa. Situasi putus asa pernah dialami umat Israel ketika mencari Tuhan. Padahal, bangsa itu telah mencari Tuhan dengan kurban kambing-domba dan lembu-sapi. Sayang, mereka tidak akan menjumpai Dia. Pasalnya, Tuhan telah menarik diri dari mereka. Mengapa Tuhan tidak berkenan dijumpai? Sebab, umat yang begitu disayangi itu telah berkhianat terhadap-Nya. Mereka telah memperanakkan anak-anak sundal, mencintai perzinaan dan kenajisan (7). Tuhan memandang perbuatan mereka sebagai kekejian. Hal itulah yang membuat Tuhan enggan ditemui. Dosa-dosa mereka telah menjadi pemisah yang begitu lebar dengan Tuhan, sehingga sekalipun mereka mencari Allah, mereka tidak akan menemukan-Nya. Bagaimana caranya agar kita bisa menemukan-Nya kembali? Bertobat! Bertobat, artinya berbalik kembali kepada Allah dengan meninggalkan segala dosa. Ya, hanya pertobatan manusia yang memungkinkan Allah berkenan untuk ditemui. Jika semula kita tidak setia, berkhianat, dan mencintai kenajisan, sekaranglah saatnya mengarahkan hati kepada Tuhan. Sikap inilah yang pertama dituntut oleh Tuhan dari umat-Nya. Dia tidak bisa dimanipulasi dengan segala upacara keagamaan dan pemberian persembahan. Tuhan lebih berkenan kepada hati yang bertobat. Persembahan dari hati yang bertobatlah yang diperkenan Allah. Persembahan dari hati yang bertobat akan sampai pada takhta kasih karunia-Nya. Ya, Tuhan hanya bisa dicari dan ditemukan dengan menempuh jalan cinta kasih. Ini sesuai hakikat-Nya yang adalah kasih. Artinya, tidak mungkin orang yang hatinya berkhianat, penuh tipu daya, dan kenajisan dapat menemukan Tuhan. Kecuali Tuhan memberi rahmat-Nya dan berkehendak lain. Tuhan sendiri yang mencari seperti kisah pertobatan Saulus. Oleh karena itu, dalam rangka menemukan Tuhan, selain menempuh jalan cinta kasih, kita jangan lupa selalu memohon rahmat dari Tuhan. [SZR]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |