Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2022/12/04 |
|
Minggu, 4 Desember 2022 (Minggu Adven 2)
|
|
Salah satu hal menarik dalam Kitab Ulangan adalah adanya aturan terkait dengan orang yang secara tidak sengaja menyebabkan orang lain kehilangan nyawa. Orang seperti itu dapat selamat dari hutang darah, karena orang itu tidak punya niat atau tidak sengaja melakukan kejahatan, dan juga tidak ada unsur kebencian. Orang itu harus lari dan berlindung di kota-kota yang sudah ditetapkan sebagai kota perlindungan. Hal itu penting demi menghindari pertumpahan darah berikutnya (6). Perintah tersebut sangat penting pada saat itu sehingga dipikirkan pula apa yang mesti dilakukan jikalau Tuhan pada suatu waktu meluaskan daerah mereka (8-9). Hal itu hendak menunjukkan betapa pentingnya suatu upaya untuk menjaga agar tidak terjadi pertumpahan darah yang tidak perlu, dan agar orang yang tidak sengaja melakukan kesalahan tidak dihakimi pihak lain secara membabi buta. Meski peraturan itu bertujuan untuk mengatur kehidupan pada masa Israel kuno, tetapi ada hal yang mesti diperhatikan, yaitu bagaimana menghargai dan melindungi orang yang tidak sengaja melakukan kesalahan. Selain itu, peraturan tersebut juga menjaga agar anggota keluarga lainnya dari orang yang meninggal tidak melampiaskan amarah secara brutal. Ada tiga nilai yang bisa dipetik dari peraturan Israel kuno tersebut untuk kehidupan kita pada masa kini. Pertama, mari kita tulus menghargai dan menjaga keselamatan orang yang tidak sengaja telah melakukan kesalahan. Hal ini terdengar mudah, tetapi justru sering sulit dilakukan karena tatkala ada kasus yang sangat memancing amarah, yang ada adalah orang tidak bisa menggunakan akal sehat, orang menjadi sangat emosi sehingga melakukan tindakan ekstrem. Kedua, mari kita serius berlatih untuk bisa menahan diri serta menghargai orang yang kita duga telah melakukan kesalahan. Hal itu akan mencegah dosa beranak pinak, karena tatkala orang emosi dan tidak bisa mengendalikan diri, ia bisa melakukan dosa. Ketiga, mari kita menerima yang tidak bisa kita ubah, yaitu kematian, dan berjiwa besar menerima kondisi. [MTH]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |