Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2005/12/06 |
|
Selasa, 6 Desember 2005
|
|
Judul: Pelajaran melalui penderitaan Apakah penderitaan selalu diakibatkan oleh dosa? Sama seperti ketiga temannya, Ayub juga terjebak mengaitkan antara dosa dan penderitaan. Mereka mengaitkan penderitaan Ayub dengan perbuatan dosanya. Menurut Elihu, Ayub menolak tuduhan mereka dan mempersalahkan Allah yang sengaja memusuhi dia (ayat 9-10). Elihu mempersalahkan Ayub karena berani mempertanyakan kebijaksanaan Allah bahkan mempersalahkan keadilan Allah (ayat 12-13). Lebih lanjut, Elihu menyatakan pandangannya bahwa penderitaan merupakan salah satu cara Allah menyatakan diri dan kehendak-Nya kepada manusia. Allah bisa berfirman melalui mimpi, mengingatkan mereka agar setia dan taat (ayat 15). Akan tetapi, Ia juga bisa menegur manusia berdosa dan sombong melalui berbagai hukuman untuk menghindarkan mereka terjerumus pada kebinasaan (ayat 16-18). Melalui penderitaan yang bertubi-tubi, manusia disadarkan akan kefanaan dirinya dan kebergantungannya secara penuh akan Allah, Sang Sumber Hidup, supaya manusia bertobat dan mengalami pemulihan (ayat 19-22). Akhirnya akan nyata bagi manusia bahwa Allah adalah kasih (ayat 26-28). Tujuan-Nya agar manusia kembali setia kepada-Nya dan mensyukuri segala anugerah pemeliharaan-Nya. Dengan demikian, hidup manusia akan "baru," yakni hidup yang diterangi oleh cahaya hidup ilahi sebab ditebus oleh Allah sendiri (ayat 30). Pemikiran Elihu akan makna penderitaan menolong kita melihat keluar dari pemikiran yang serba simplistis. Sebagai anak-anak Tuhan yang sudah ditebus, kita meyakini kasih Allah yang jauh lebih besar daripada keterbatasan rasio kita. Terkadang Allah memakai jalan yang sulit untuk membentuk kita agar lebih peka kehendak-Nya demi kebaikan kita. Penderitaan baik untuk membentuk karakter tahan uji dan kesetiaan kita kepada Dia. Renungkan: Melalui penderitaan kita dibentuk menjadi tegar dan berempati kepada sesama yang menderita.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |