Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2010/12/06 |
|
Senin, 6 Desember 2010
|
|
Judul: Awal sama, akhir beda Manasye, anak raja Hizkia, menyimpang dari jejak ayahnya yang setia kepada Allah Israel (2). Kejahatan Manasye dimulai dengan membangkitkan kembali penyembahan kepada Asyera dan Baal (3). Deretan kejahatannya memperlihatkan hidup yang berseberangan dengan firman Allah (6-7). Sungguh celaka bangsa yang dipimpin penguasa yang tak takut pada hukum Tuhan, seperti Manasye. Ia menyesatkan bangsanya hingga melebihi kesesatan bangsa-bangsa yang pernah menjadi musuh mereka. Firman Tuhan pun tidak dihiraukan (10). Namun Tuhan tidak mendiamkan kejahatan umat meraja lela. Bila firman tidak diperhatikan, teguran dahsyat pun diarahkan. Manasye kemudian ditundukkan oleh panglima Asyur dan dibawa ke Babel (11). Betapa memalukan, seorang raja ditawan di negeri musuh. Ini membuat Manasye merendahkan diri di hadapan Tuhan, dan Tuhan yang penuh kasih bersedia memulihkan dia. Hidupnya pun kemudian mengalami perubahan. Amon ternyata lebih jahat daripada Manasye (23). Ia menyembah berhala (22), tetapi tidak pernah bertobat. Hidupnya pun berakhir tragis. Amon tidak belajar dari pengalaman hidup ayah dan kakeknya. Manasye dan Amon sama-sama mengawali hidup sebagai orang yang tidak menyukakan hati Tuhan. Namun respons terhadap Tuhan kemudian membedakan akhir hidup mereka. Bagaimana dengan Anda? Akhir hidup seperti apakah yang Anda inginkan? Bila Anda ingin mengakhiri hidup sebagai orang yang diperkenan Tuhan, hiduplah menurut kehendak-Nya dan alami kehidupan yang menyukakan Dia. Mau?
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |