Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/12/06 |
|
Minggu, 6 Desember 2020 (Minggu Adven ke-2)
|
|
Jika ada orang yang berpura-pura meminta ampun kepada kita atas kesalahannya, dan kita tahu hal itu, apakah kita mau memaafkannya? Jika ada orang yang bersikap manis hanya agar hukuman tidak dijatuhkan kepadanya, lalu setelah itu akan berbuat kesalahan lagi, bagaimana sikap kita? Dalam firman Tuhan hari ini, perkataan hukuman diakhiri dengan Allah menyembunyikan diri dari umat-Nya dan menjauhkan diri dari semua ritual ibadah mereka, hingga mereka bertobat dan mencari Allah (5:15). Seakan-akan tidak kapok, orang Israel malah berniat untuk memanipulasi pertobatan, seolah-olah Allah tidak tahu apa isi hati mereka. Mereka tahu bahwa Allah yang menghukum akan memulihkan dan memberi kehidupan kembali jika mereka mencari-Nya. Mereka yakin bahwa Allah akan datang kembali seperti terang fajar, dan seperti hujan di akhir musim yang kering (6:1-3). Sayangnya, Allah tidak berkenan atas tindakan Israel itu. Inilah masalah mendasar Israel, yaitu mereka mengira ritual ibadah akan menyelamatkan. Padahal, Allah mempermasalahkan kasih setia mereka (6:4). Dalam Perjanjian Lama, kasih setia merujuk kepada kesetiaan dan komitmen. Dasarnya ada pada perjanjian antara Allah dan Israel, yaitu Allah akan menjadi Allah orang Israel dan mereka akan menjadi umat-Nya (bdk. Kel. 6:6, 19:5-6). Namun, kesetiaan dan komitmen mereka telah hilang seperti kabut pagi (6:4, 4:13). Bagi Allah, kesetiaan dan komitmen lebih utama daripada ritual ibadah. Tanpa keduanya, ibadah menjadi percuma. Ritual ibadah tidak mengubah apa pun. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk mengalami pertobatan sejati. Pertobatan adalah respons yang benar atas pengenalan yang benar akan Allah. Semakin dalam pengenalan kita akan Dia, semakin dalam pula pertobatan kita. Semakin kita tidak mengenal-Nya, semakin kita tidak tahu dari hal apa kita harus bertobat. Oleh sebab itu, marilah kita setia menjalankan ibadah harian agar kita semakin mengenali-Nya hari demi hari! Itulah keinginan Allah. [JMH]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |