Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2010/12/08 |
|
Rabu, 8 Desember 2010
|
|
Judul: Peka mendengar Tuhan Namun amat disayangkan karena awal hidup yang baik tidak diakhiri dengan baik pula. Yosia mengakhiri hidup secara tragis. Ia mati ketika menghadang Nekho, raja Mesir, yang akan maju berperang melawan Babel (20). Padahal saat itu ia atau Israel sama sekali tidak ada urusan dengan Mesir. Nekho telah memperingatkan Yosia untuk tidak ikut campur (21), dan Alkitab mencatat bahwa peringatan Nekho sesungguhnya merupakan pesan dari Allah sendiri (22). Namun Yosia bersikeras untuk berperang, meskipun untuk itu ia harus menyamar. Maka terjadilah, Yosia terkena serangan senjata musuh hingga ia kemudian mati sia-sia. Dalam hal ini, Yosia tidak peka pada suara Tuhan. Rentetan tindakan ketaatan pada Allah melalui gerakan pembaruan yang telah dia lakukan, ternyata tidak membuat Yosia selalu waspada dan mempertanyakan kehendak Allah. Tidak mau dengar-dengaran serta ketidaktaatan telah menjadikan Yosia sebagai salah seorang raja yang memulai dan menjalani hidup dengan baik, tetapi kemudian mengakhirinya dengan kesalahan yang berujung pada maut. Kita tentu tak mau memiliki akhir hidup yang sia-sia, seperti yang dialami Yosia. Kita pun tentu tak ingin menjalani hidup dalam kesia-siaan karena hidup tidak sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan. Maka jalan satu-satunya, belajarlah peka pada apa yang Tuhan ingin kita lakukan dalam hidup kita. Selalulah tanyakan kehendak-Nya, jika kita ingin melakukan suatu tindakan atau mengambil suatu keputusan.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |