Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2012/12/08 |
|
Sabtu, 8 Desember 2012
|
|
Judul: Perkabungan nasional Di antara masyarakat Israel kuno, dukacita mendalam diperlihatkan dengan mengenakan kain kabung (13). Perkabungan nasional diungkapkan pula dengan "mengadakan puasa kudus" (Ibr.: "menguduskan suatu puasa"). Sebenarnya, tanpa harus berpuasa pun mereka sudah terpaksa berpuasa. Namun, puasa ini "kudus" karena sengaja dilakukan sebagai ungkapan hati di hadapan Tuhan. Berbagai pekerjaan dihentikan untuk mengadakan "perkumpulan raya" (14) dan seluruh rakyat berhimpun di rumah Tuhan untuk berseru kepada-Nya. Para petani dan tukang kebun, para imam dan tua-tua, pendeknya seluruh elemen bangsa dipanggil untuk mengikuti perkabungan nasional. Dampak berantai dari bencana belalang sungguh dahsyat. Seluruh tanaman habis lenyap, lumbung atau rangkiang tempat menimbun hasil panen licin tak bersisa lagi (10-12, 17). Akibatnya terlihat langsung dalam kehidupan peribadatan (9, 13). Kurban sajian berupa roti dan kurban curahan berupa air anggur, tak dapat disajikan lagi. Bukan hanya itu, ternak dan binatang liar juga menjadi korbannya (18, 20). Keadaan diperparah oleh musim kering (20) yang menghanguskan tanah gembalaan. Di tengah bencana yang memusnahkan, segala binatang digambarkan "menjerit karena rindu kepada-Mu" (20). Dalam bahasa puitis, nabi hendak melukiskan ketergantungan segenap alam raya kepada Pencipta-Nya. Bagi Yoel, semua gejala menakutkan itu merupakan pertanda mendekatnya hari Tuhan, hari penghukuman yang mengerikan (15). Bencana dalam mata iman bukanlah sekadar gejala alam. Di tengah segala upaya untuk menanggulanginya, bukankah sewajarnya pula dilakukan perenungan bahkan perkabungan untuk memohon kemurahan hati Tuhan? Setiap kali terjadi bencana, kita diingatkan akan kefanaan kita dan akan kemahakuasaan-Nya. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |