Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/12/09 |
|
Selasa, 9 Desember 2008
|
|
Judul: Menderita untuk keampunan dosa kita Inkarnasi berarti Allah memilih menjadi manusia dan menjadikan penderitaan manusia sebagai "tempat kudus" kehadiran dan karya-Nya. Semenjak dilahirkan di bumi sebagai manusia, Kristus telah menjalani setiap bentuk rasa sakit seorang manusia: penolakan, kehausan, kelaparan, kemiskinan, menggelandang (tak punya rumah, bahkan kuburan), dipukuli, kehilangan orang yang dikasihi, menjadi korban ketidakadilan dan kejahatan. Semua itu memuncak pada kematian yang mengerikan di atas kayu salib. Begitu akrabnya Ia hidup bersama-sama manusia yang tertindas, lengkap dengan pengalaman kesengsaraannya, sampai-sampai Ia disebut sebagai "...seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan" (ayat 53:3). Tidak ada penderitaan yang Yesus alami, dari kelahiran sampai kematian-Nya, yang tidak terkait dengan penderitaan kita. Karena sesungguhnya penderitaan kitalah yang Dia pikul dan dosa kitalah yang Dia tanggung (ayat 53:4-5). Jangan lupa, nyanyian Hamba ini tidak berhenti sampai kematian-Nya yang menggantikan hukuman dosa, melainkan terus sampai pada kebangkitan-Nya (ayat 10-12) sebagai pemenang tunggal atas kuasa dosa dan maut. Dia yang telah menang berhak atas semua orang, yang oleh karya salib-Nya, telah dimerdekakan dari dosa. Oleh karena itu, respons yang paling tepat kita lakukan adalah menghambakan diri kembali kepada Dia karena memang kita adalah kepunyaan-Nya dan tebusan-Nya. Akui karya-Nya atas hidup kita dan hiduplah sebagai kesaksian akan kuasa dan kasih-Nya.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |