Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/12/09 |
|
Selasa, 9 Desember 2014
|
|
Judul: Kehancuran Babel, keselamatan umat Apa yang dilihat Yohanes dalam penglihatannya, yaitu seorang malaikat mengangkat batu yang besar dan melemparkannya ke dalam laut (18:21) sepertinya berfungsi untuk meneguhkan berita penghukuman kepada Babel sebelumnya (pasal 17). Tenggelamnya Babel berarti berakhirnya kemeriahan yang selama ini dialami dan dinikmati semua rakyat dan para sekutunya (18:22-23). Semua itu merupakan balasan atas perbuatan keji mereka terhadap umat Tuhan (18:24). Kepastian penghukuman itu mendatangkan pujian kepada Allah yang telah menyatakan keadilan-Nya atas perbuatan jahat pelacur besar itu. Kehancuran Babel berarti keselamatan bagi umat Allah. Maka, tak putus-putusnya pujian 'haleluya' dikumandangkan bagi Allah (19:1, 3, 4, 5, 6). Pujian itu keluar dari umat yang sudah ada di surga (19:1), yaitu mereka yang sudah lebih dahulu mati syahid demi menolak kompromi dengan dosa. Pujian itu sekaligus menyatakan syukur karena kematian mereka tidaklah sia-sia. Kita melihat bahwa tidak ada kuasa kejahatan yang langgeng di dunia ini. Sejarah di dalam Alkitab maupun sejarah dunia menunjukkan bahwa bangsa adikuasa seperti Asyur dan Babel, Persia dan Romawi hanya bertahan untuk satu era tertentu, setelah itu tumbang dan diganti yang lainnya. Apa yang terjadi dalam sejarah hanyalah cicipan dari kedaulatan Allah yang pada saat yang ditentukan-Nya, segala kejahatan serta biangnya akan dihancurkan total. Sekarang yang penting bagi kita adalah kedapatan setia, sampai Dia, Sang Anak Domba datang sebagai Raja dan Hakim. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |