Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2006/12/10 |
|
Minggu, 10 Desember 2006
|
|
Judul: Kasih tidak memandang bulu Di kalangan selebriti Barat, rupanya sedang menjadi tren untuk mengadopsi anak dari suku-suku tertentu. Ambil contoh, pasangan Brad Pitt dan Angelina Jolie. Alasan yang diungkapkan adalah kepedulian mereka terhadap nasib anak-anak di dunia ketiga yang kurang beruntung yang dilahirkan dengan status sosial yang `rendah.\' Paulus dapat menggunakan otoritasnya sebagai rasul dan bapak rohani Filemon untuk menyampaikan maksudnya (8). Namun, di sinilah kebesaran hati seorang pemimpin rohani. Paulus menggunakan keteladanan untuk menggugah hati anak rohaninya (9, 14). Walaupun Onesimus berharga, sesuai dengan namanya (dalam bahasa Yunani, Onesimus berarti berguna), Paulus rela menyerahkan kembali `buah hati\'nya itu kepada Filemon, yang lebih berhak atas budak itu. Paulus tidak menyayangkan kepentingannya sendiri, walau dalam status orang hukuman yang sedang dipenjara ia sangat membutuhkan pelayanan Onesimus. Sebaliknya, Paulus percaya Tuhan sedang mengerjakan hal yang baik pada diri Filemon, mempersiapkan dia untuk menerima Onesimus kembali bukan lagi sebagai budak melainkan saudara seiman dalam Kristus (15-16). Oleh karena itu, respons Filemonlah yang diharapkan Paulus. Dengan menunjukkan dirinya tidak egois, Paulus mengharapkan Filemon pun bertumbuh dalam karakter mulia melihat dan menerima sesama manusia, termasuk budaknya, Onesimus. Manusia menciptakan sistem-sistem diskriminasi berdasarkan perbedaan status sosial, intelektual, budaya, dll. Di mata Tuhan Sang Pencipta, semua manusia sama. Oleh karena itu, jangan biarkan perbedaan apa pun menghalangi kasih dan kepedulian kristiani Anda mewujud. Mengadopsi anak, mungkin hanya salah satu cara saja. Jauh lebih penting mengajarkan dan meneladankan kasih yang tidak pandang bulu yang telah lebih dulu kita terima dari Kristus. Camkan: Membeda-bedakan orang berdasarkan statusnya, sama saja dengan menghina Pencipta mereka!
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |