Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/12/10 |
|
Kamis, 10 Desember 2015
|
|
Judul: Hikmat untuk Menerima Teguran Orang yang melakukan kejahatan sepertinya sering lolos dari jeratan hukuman. Namun pada akhirnya orang jahat akan terjerat oleh pelanggarannya (6). Sebab, Allah kita adalah Allah yang adil, yang akan memberikan hukuman setimpal, yaitu mata ganti mata, gigi ganti gigi, atau orang akan menuai apa yang ditaburnya. Walaupun orang fasik dapat lolos dari hukum pemerintah, ia tidak akan lolos dari hukum Allah. Prinsip ini juga berlaku untuk orang percaya. Contohnya, Yakub menipu ayahnya tentang berkat kesulungan, kemudian ditipu oleh ayah mertuanya dengan memberikan Lea sebagai ganti Rahel menjadi isteri. Yakub yang menipu ayahnya memakai baju Esau, kemudian ditipu oleh anak-anaknya memakai jubah Yusuf. Pemerintah merupakan faktor penentu yang sangat berpengaruh dalam kehidupan rakyat. Jika pemerintah mempraktikkan kebohongan, maka semua pegawainya akan melakukan hal yang sama (12). Jika sudah demikian, niscaya pemerintahannya akan runtuh. Raja yang menghakimi orang lemah dengan adil, takhtanya akan kokoh (14). Raja yang tidak adil, takhtanya akan runtuh. Karena itu, orangtua wajib mendidik, memberikan teguran, dan disiplin supaya anak dapat memiliki hikmat (15). Anak yang sulit ditegur oleh orang lain, pada akhirnya akan mengalami kehancuran dan kebinasaan, seperti yang terjadi pada salah satu anak Daud yang bernama Adonia (1Raj. 1:5-6, 13-25). [IT]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |