Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2021/12/10 |
|
Jumat, 10 Desember 2021 (Minggu Adven ke-2)
|
|
Mendapat penglihatan akan kemuliaan Allah memang hal yang luar biasa. Tetapi, peristiwa ini diikuti dengan perintah yang tidak mengenakkan. Setelah melihat kemuliaan Allah, Yehezkiel diperintahkan untuk pergi kepada bangsa Israel. Tentu bukan hal yang mudah karena mereka adalah bangsa pemberontak yang melawan Allah, yang keras kepala dan tegar hati (2:3-4). Namun, Allah tetap mengutus Yehezkiel sebagai nabi agar berada di tengah bangsa itu. Bagaimana mungkin bangsa pemberontak itu mau mendengarkan dirinya? Bisa jadi, bangsa itu berbalik melawan atau bahkan melukainya. Allah tahu kegelisahan hati Yehezkiel. Karena itu, Allah berfirman: "janganlah takut" dan "janganlah gentar" (2:6). Allah meneguhkan hati nabi yang diutus-Nya agar tetap percaya kepada-Nya. Untuk itu, Allah menegaskan agar ia tetap menyampaikan perkataan-Nya terlepas dari mereka mau mendengarkan atau tidak (2:7). Secara sekilas hal ini terkesan seperti pekerjaan yang sia-sia, tetapi sebenarnya tidak. Karena apa yang akan ia sampaikan adalah firman Allah yang diberikan dalam wujud gulungan kitab (2:9-10). Firman Allah mendatangkan kabar penghukuman bagi bangsa Israel, tetapi firman itu terasa manis bagi Yehezkiel, karena itulah yang baik bagi manusia (3:3). Yehezkiel tidak berdebat dengan Allah karena ia menyadari tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang nabi, dan ia telah dipilih untuk menyampaikan peringatan Allah bagi bangsa Israel. Sebagai seorang nabi, ia ada di sana bukan untuk menyenangkan hati mereka, tetapi untuk mengucapkan kebenaran secara mutlak tanpa berkompromi dengan situasi yang ada. Kita sebagai orang Kristen mempunyai tanggung jawab yang sama untuk memberitakan kebenaran firman Tuhan. Saat menghadapi situasi yang tak terduga dan orang-orang yang tidak mau mendengarkan, kita harus belajar dari Nabi Yehezkiel yang taat untuk melakukan apa yang diperintahkan Allah. Hendaknya kita pun mengerjakan bagian kita. Jangan takut, melangkah saja sebab firman Allah yang adalah kebenaran telah kita terima dan itulah yang kita kabarkan kepada sesama. [SLM]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |