Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2005/12/11 |
|
Minggu, 11 Desember 2005
|
|
Judul: Allah yang peduli Dalam dunia pramodern, setiap gejala alam selalu dikaitkan secara langsung dengan kegiatan dewa dewi tertentu. Hubungan sebab akibat yang mekanis ini dipakai Elihu untuk menjelaskan kaitan Allah dengan penderitaan Ayub. Bagi Elihu, semua gejala alam yang dahsyat, yang menakutkan, dan yang tidak mampu dikendalikan manusia merupakan manifestasi kebesaran dan kemuliaan Allah (ayat 2-13). Allah memakai alam yang dikendalikan-Nya untuk mengajarkan manusia akan kedaulatan-Nya (ayat 7), baik untuk menghukum dosa maupun menyatakan anugerah (ayat 13). Berdasarkan pola pandang ini, Elihu mendesak agar Ayub mengakui bahwa hal-hal ajaib itu jauh di luar jangkauan pengertiannya (ayat 14-18). Ayub harus menyadari bahwa ia tidak memiliki hak sedikit pun untuk meminta kematian (ayat 20; lih. psl. 3), apalagi menggugat Allah sebagai pihak yang bertanggung jawab atas penderitaannya itu. Elihu berkata ia tidak bisa mewakili Ayub menghadapi Allah dengan sikap Ayub yang seperti itu (ayat 19). Sebagai seseorang yang mengaku berhikmat, Ayub telah bersikap bodoh. Ulasan Elihu ini telah menempatkan Allah dalam suatu kotak sistem yang sempit dan kaku, seolah tindakan Allah dapat dimengerti pikiran manusia sehingga seseorang dapat menghasilkan manifestasi positif terhadap situasi buruk yang menimpanya. Penderitaan menunjukkan Ayub berada di pihak yang salah. Tidak ada jalan lain bagi Ayub kecuali bertobat agar manifestasi kasih karunia-Nyalah dinyatakan kepadanya. Syukur kepada Tuhan! Allah kita bukanlah allahnya Elihu yang terikat oleh sistem buatan manusia. Dia adalah Allah yang mengasihi dan peduli akan ciptaan-Nya. Dalam Kristus, Ia menebus manusia agar kembali utuh dalam gambar kemuliaan Allah. Doaku: Terima kasih Tuhan karena kami tahu semua yang Tuhan izinkan terjadi dalam hidup kami ada dalam kendali tangan-Mu yang penuh kasih dan kuasa.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |