Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2022/12/11 |
|
Minggu, 11 Desember 2022 (Minggu Adven 3)
|
|
Pembangunan tembok baru dimulai dan tantangan dari luar juga dimulai. Sanbalat marah dan sangat sakit hati, bahkan mengolok-olok orang Yahudi. Mereka menghina dan meragukan kualitas pekerjaan (1-3). Nehemia berdoa dan terus mendorong rakyat untuk bekerja dengan semangat (4-6). Ujung-ujung tembok mulai bertemu dan lobang-lobang sudah tertutupi. Hasil kerja itu membuat Sanbalat dan komplotannya makin marah (7). Mereka merencanakan perang dan kekacauan (8). Sekali lagi, Nehemia dan rakyat berdoa kepada Allah (9). Ancaman penyerangan dan pembunuhan (11-12) terus didengar rakyat. Belum lagi kekuatan fisik yang merosot dan pekerjaan masih banyak (10). "Menyerah". Mungkin itu yang muncul dalam pikiran mereka. Namun, Nehemia terus berdoa dan berusaha menguatkan umat agar berpengharapan kepada Allah yang dahsyat (14). Mereka pun digambarkan melakukan pekerjaan dengan satu tangan karena tangan yang satu lagi memegang perlengkapan perang (16-18). Mereka tetap bekerja sepenuh hati walau kondisi tegang dan melelahkan. Hinaan, ejekan, dan ancaman bisa dengan begitu gampang merusak mental kita. Tak jarang, itu membuat kita patah semangat, undur diri, bahkan melarikan diri. Namun, kita telah belajar dari Nehemia dan rakyat untuk tidak mudah menyerah dan putus asa. Justru pengalaman iman mereka harus menjadi pendorong bagi setiap kita untuk bangkit, merendahkan diri, dan memohon kekuatan Allah agar kita makin maju dan berkembang. Jika hinaan bagaikan cambuk, hal itu akan membuat kita berlari makin kencang dan bersemangat untuk sampai ke tujuan kita. Hinaan bisa muncul di tengah kehidupan keluarga, di tempat kerja, dan di banyak tempat lain. Kita bisa saja dihina karena lemahnya kemampuan, buruknya penampilan, atau aspek lain. Jika dihina, mari kita ekstra hati-hati dan tetap berada di koridor yang benar. Tetaplah bersemangat dalam berkarya! Penghina akan bersorak jika kita gagal dan kalah; maka dari itu, kita harus menang. Dengan berdoa dan bekerja tanpa mengenal lelah, penghinaan akan luntur. [MKD]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |