Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2021/12/13 |
|
Senin, 13 Desember 2021 (Minggu Adven ke-3)
|
|
Yehezkiel telah melihat kemuliaan Tuhan, dan akhirnya tiba saatnya untuk menyampaikan peringatan Tuhan atas kaum Israel. Tuhan berfirman kepada Yehezkiel tentang penghakiman Yerusalem dengan memberikan sejumlah tindakan simbolis. Beberapa penekanan yang Tuhan nyatakan menggambarkan kondisi yang akan menimpa kota Yerusalem. Pertama, Yehezkiel diminta untuk memperagakan Yerusalem yang terkepung oleh pasukan musuh dengan ia berbaring ke kiri selama 390 hari dan ke kanan selama 40 hari. Pengepungan akan menimpa Kerajaan Israel di utara selama 390 tahun dan Kerajaan Yehuda di selatan selama 40 tahun (1-8). Kedua, Yehezkiel juga diminta untuk makan dan minum seperti saat kota dikepung, yaitu roti dari campuran biji-bijian seberat 20 syikal (280 gram) dan air seperenam hin (1 liter) sehari. Umat yang dikepung akan mengalami kekurangan makanan dan penderitaan yang besar (9-11). Ketiga, Yehezkiel disuruh membakar roti itu di atas kotoran manusia, suatu kenajisan besar bagi orang Israel, apalagi bagi Yehezkiel. Karena itu, ia memohon supaya ia tidak hidup dalam kenajisan dan Tuhan memperbolehkan dia membakar rotinya di atas kotoran lembu (12-15). Semua ini memperlihatkan dahsyatnya penghakiman Tuhan. Ketika Yerusalem diserang dan penduduknya menderita, itulah saat Tuhan sendiri menghukum umat-Nya. Hal ini sangat penting karena sesungguhnya umat hidup dalam pemberontakan, sehingga mereka mengalami kejatuhan dan kesombongan mereka hancur di bawah penghukuman Tuhan. Mungkin kita berpikir bahwa Tuhan lebih beranugerah dalam masa Perjanjian Baru karena Ia tidak lagi menghukum umat-Nya seperti masa Perjanjian Lama. Padahal, hal ini seharusnya menyadarkan kita bahwa makin besar anugerah, makin tinggi standar yang dituntut. Jika umat Israel yang menerima hukum Taurat saja dihukum dengan begitu berat, apalagi kita yang telah menerima Injil Yesus Kristus (lih. Ibr. 10:26-29). Penghakiman yang sama seharusnya menimpa kita juga, tetapi Tuhan telah menebus dan menguduskan kita. Karena itu, jangan kita memandang rendah atau meremehkan anugerah yang diberikan Tuhan. [INT]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |