Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2016/12/15 |
|
Kamis, 15 Desember 2016 (Minggu Adven ke-2)
|
|
Rupanya Elihu mau menanggapi sikap Ayub yang membela diri dan menyatakan bahwa ia tidak berbuat jahat, meskipun Ayub tidak tahu mengapa dirinya mengalami azab Tuhan. Kalimat "Apakah kelebihanku bila aku berbuat dosa" (3b) harus dipahami dalam konteks penalaran metode logika. Misalnya, seseorang bisa menjadi kaya raya karena Tuhan memberkatinya. Tuhan hanya memberkati orang-orang yang diperkenan-Nya. Orang yang diperkenan-Nya adalah orang-orang saleh seperti Ayub (1:1-5). Ayub menjadi kaya raya karena ia adalah orang yang 'taat beribadah'. Jadi dalam imajinasi Elihu, seolah-olah Ayub berkata mustahil Tuhan memberkati hidupnya dengan berlimpah-limpah jika ia melakukan banyak kejahatan. Kalau motivasi Elihu tulus dalam rangka mengajak Ayub melakukan introspeksi diri, seharusnya kalimatnya berbunyi, "Jikalau engkau berbuat dosa, apa yang akan kau lakukan terhadap Dia? Kalau pelanggaranmu banyak, apa yang kau buat terhadap Dia? Jikalau Engkau benar, apakah yang kau berikan kepada Dia? Atau apa yang diterima-Nya dari tanganmu?" (6-7). Kenyataannya, Elihu mengutamakan asumsi negatif ketimbang hal yang positif. Di sini kalimat Elihu bernada tendensius. Artinya, seakan-akan Elihu berempati kepada Ayub dengan cara mengedepankan sifat Allah yang empatik dan berbelas kasihan. Padahal, Elihu memakai cara halus untuk "memaksa" Ayub mengakui kejahatannya agar sahabatnya mendapatkan pengampunan Allah. Allah bukanlah Pribadi yang acuh tak acuh, sebaliknya Ia adalah Allah yang peduli dengan kondisi kita. Meski umat-Nya telah berdosa kepada-Nya, asalkan datang di hadapan-Nya dan mengaku segala pelanggaran dengan hati yang tulus dan jujur, maka Ia akan memberikan ampunan. Inilah makna positif dari kalimat negatif Elihu pada Ayub 35:13-16, walau kebenaran ini dipakai dengan motif yang salah oleh Elihu untuk memojokkan sahabatnya, Ayub. Allah adalah Pribadi yang berbelas kasihan. Ia rindu umat-Nya dapat hidup dalam damai sejahtera-Nya. [SS]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |