Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/12/17 |
|
Kamis, 17 Desember 2015
|
|
Judul: Mendengar meski Menyakitkan Mikha berdasarkan perintah TUHAN (1) menyampaikan murka-Nya atas Israel dan Yehuda. Murka Allah sudah mencapai puncak kemarahan-Nya dan tidak dapat dibendung lagi. Lihatlah TUHAN menyatakan diri-Nya melalui peristiwa dahsyat, seperti gempa bumi dan gunung berapi (3b-4). Seluruh ciptaan-Nya harus merasakan murka-Nya. TUHAN memanggil, meminta untuk didengarkan oleh seluruh manusia dan alam semesta. Allah ingin didengarkan. Namun, tiada seorang pun yang dapat berlindung dari murka TUHAN, baik orang berkedudukan tinggi maupun yang rendah. Kemarahan Tuhan disebabkan oleh dosa Yerusalem dan Samaria. Ketika mereka diadili, bukannya mengakui dosa, malahan menantang agar dosa mereka ditunjukkan. Mereka mengajukan gugatan banding tentang dosa Israel dan Yehuda (5), karena merasa Tuhan tidak sepatutnya memurkai mereka. Karena itu TUHAN menghancurkan Samaria, kotanya dan berhalanya (6, 7). Hukuman TUHAN bertujuan membersihkan, agar kita siap untuk ditanami. Murka TUHAN dapat menimpa siapapun, bahkan umat kesayangan-Nya. Kita tidak perlu mencari pembenaran diri di hadapan TUHAN. Ketika diperingatkan-Nya, kita sepatutnya mendengar dan bersyukur. Karena peringatan dan penghukuman dari Tuhan adalah cara Tuhan mendisiplin kita agar hidup kudus dan benar di hadapan-Nya. [TNT]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |