Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2005/12/21 |
|
Rabu, 21 Desember 2005
|
|
Judul: Mengkhianati persekutuan kudus Dosa bukan sekadar urusan perorangan. Banyak orang beranggapan bahwa perbuatan dosa mereka adalah urusan pribadi mereka sendiri. Mereka berhak menentukan ingin berbuat apa saja dalam hidup ini dan orang lain tidak berhak menegur. Perikop ini menelanjangi kekeliruan argumen tersebut. Dosa bukan hanya urusan pribadi, tetapi urusan segenap umat Tuhan sebab tiap dosa selalu mengandung akibat secara spiritual dan komunal. Israel dikecam karena menduakan Allah dalam kehidupannya. Yehuda dikecam sebab mengkhianati Allah. Mereka menajiskan tempat kudus Allah dengan cara berselingkuh dengan dewa dewi asing (ayat 11). Dengan memberikan tempat bagi allah-allah lain dalam hidup dan ibadah umat, posisi sentral Allah digeser. Kekudusan Tuhan dan keunikan Israel sebagai umat pilihan Allah terkontaminasi dengan nilai-nilai "asing." Israel tidak lagi memberikan kepercayaan yang utuh kepada Allah. Keindahan dan daya tarik Allah yang agung mulai pudar karena hadirnya ilah dalam kehidupan mereka. Bentuk degradasi rohani ini terlihat dalam lembaga perkawinan. Ketika pria Israel tertarik kepada wanita nonisrael, mereka menceraikan istri seimannya untuk menikahi wanita asing itu (ayat 14). Persekutuan sejati dalam keluarga umat Allah menjadi hancur. Tujuan pernikahan kudus menghasilkan keturunan ilahi menjadi rusak (ayat 15). Persekutuan tidak kudus ini akan melahirkan anak-anak "najis" (band. Kej. 6:1-5). Tuhan akan menghukum mereka yang memutarbalikkan kebenaran (ayat 16-17). Berhala-berhala rohani mengakibatkan perilaku seksual yang menghancurkan sendi-sendi pernikahan dan kekerabatan keluarga. Oleh karena kaitan dosa dengan wujud dan akibatnya sangat luas, maka orang yang sudah dikuduskan oleh Kristus perlu secara pro aktif mempraktikkan kesucian dan kesetiaannya pada Allah di segala aspek kehidupannya. Camkan: Dosa menghasilkan nikmat sesaat yang berujung pada hukuman dan kebinasaan.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |