Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2011/12/21 |
|
Rabu, 21 Desember 2011
|
|
Judul: Suam-suam kuku Yesus menasihati untuk menyelamatkan jemaat Laodikia dari kondisi rohani 'suam-suam kuku', tidak dingin atau tidak panas (15-16). Suam-suam kuku terjadi apabila orang merasa puas dengan dirinya sendiri sehingga ia tidak menyadari kondisi rohani yang sesungguhnya. Jemaat di Laodikia merasa kaya dan telah memperkayakan diri serta tidak kekurangan apa-apa lagi, padahal sebenarnya secara rohani mereka malang, miskin, buta, dan telanjang (17). Mereka percaya kepada Yesus, tetapi tidak mengandalkan Dia. Mereka percaya kepada-Nya tetapi tidak menjadikan Dia Tuhan di dalam hidup mereka. Yesus tidak menyukai orang yang suam-suam kuku, yaitu orang yang percaya kepada-Nya dengan tidak sepenuh hati (bdk. Mat. 22:37-39). Bagi Tuhan adalah lebih baik jika orang memilih 'Ya' dan mengasihi Dia dengan segenap hati atau memilih untuk menolak Dia dan berkata 'Tidak' sama sekali. Ungkapan 'Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku' (16) adalah gambaran yang sangat jelas bahwa Dia akan menolak orang yang setengah hati. Karenanya, Yesus menasihati jemaat Laodikia, dan setiap orang percaya agar mereka bertobat dan berpaling kepada Tuhan (19). Setiap orang percaya dapat mengalami secara cuma-cuma kekayaan rohani dan kepuasan sejati ketika dia menyadari kemiskinannya dan mempersilakan Yesus tinggal di dalam hati dan menguasai seluruh hidupnya sebagai Tuhan. Kepuasan sejati hanya dapat dialami di dalam persekutuan dengan Dia (20). Apabila kita mempersilakan Yesus menduduki takhta di hati kita, Dia berjanji akan mendudukkan kita bersama-sama dengan Dia di takhta-Nya (21). Jikalau Yesus memerintah hidup kita, maka kita pun akan hidup dan memerintah bersama-sama dengan Dia. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |