Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/12/21 |
|
Kamis, 21 Desember 2017 (Minggu Adven ke-3)
|
|
Dalam alam pikir orang Israel, mereka memiliki penghayatan bahwa Mikhael adalah pemimpin dan pelindung surgawi. Pada masa Daniel, Mikhael muncul mendampingi umat Allah untuk menghadapi penderitaan yang tak terperikan (1). Bagi mereka yang berada dalam penderitaan, masih ada pengharapan dari Allah. Ia berjanji bahwa umat-Nya akan diluputkan dari kesesakan besar pada akhir zaman. Semua janji Allah telah dilihat oleh Daniel. Ia melihat bagaimana orang banyak yang tidur dalam debu tanah akan bangun mendapatkan hidup kekal. Namun, mereka yang sombong terhadap Allah akan mengalami kehinaan dan kengerian kekal (2). Sedangkan para orang bijaksana akan bercahaya seperti cakrawala. Mereka yang menuntun orang pada kebenaran akan bersinar seperti bintang-bintang sampai selamanya (3). Allah meminta Daniel menyembunyikan segala rahasia Firman yang telah didengar olehnya. Hal ini terkesan aneh karena biasanya sebuah penglihatan atau sesuatu yang membuat orang takjub akan mempersaksikan apa yang dialaminya ke mana-mana. Tetapi Allah meminta Daniel berdiam diri. Mungkin dengan diam, ia belajar rendah hati dengan pengalaman imannya. Dengan diam, orang lain akan menyelidiki firman Allah agar mereka juga mengalami perjumpaan dengan Allah yang hidup (4). Dengan terus-menerus menyelidiki firman Allah, banyak orang akan mengikut Allah hidup dalam kesucian, kemurnian, dan tahan uji (10). Pada akhir zaman, mereka yang setia akan beristirahat dan akan bangkit untuk mendapatkan kehidupan kekal (13). Daniel mengajarkan bahwa penderitaan ada dalam hidup manusia. Kesengsaraan itu dapat memurnikan umat Allah, menguatkan iman mereka, dan memisahkan orang-orang kudus dari orang-orang fasik. Kitab Daniel juga memberikan pengajaran bahwa tidak seorang pun yang telah dipilih Allah akan terhilang dalam kekekalan. Karena itu, marilah kita belajar setia kepada Allah dalam segala sesuatu dan belajar mengimani semua janji penyertaan-Nya. [WSP] Pengantar Kitab Yohanes "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah" (Yoh. 1:1). Demikianlah penulis Injil Yohanes memulai kitabnya. Pembukaan yang bernuansa filsafat ini bukanlah tanpa maksud. Bagaimanapun, pada mulanya Kitab Yohanes ditujukan untuk orang Yunani. Dalam konsep Yahudi, Firman Allah adalah kekuatan yang mencipta. Pada tiap tahapan penciptaan, penulis Kitab Kejadian menulis: "berfirmanlah Allah". Sedangkan istilah Firman dalam bahasa Yunani adalah Logos. Menurut William Barclay, alam pikiran Yunani melihat Logos itu sebagai kekuatan Allah yang sedang mencipta, membimbing, dan mengarahkan. Ada keserupaan konsep antara pikiran Yunani dan Yahudi tentang Firman. Yohanes, menurut William Barclay, seakan berkata kepada orang Yunani, "Selama berabad-abad kalian telah berpikir, menulis, dan bermimpi tentang Logos, yaitu kekuatan yang telah menjadikan dunia, dan menjaga keteraturan dunia; kekuatan yang dipakai manusia untuk berpikir, menalar, dan mengetahui sesuatu; kekuatan yang dipakai manusia untuk berhubungan dengan Allah. Yesus adalah Logos tersebut, yang datang ke bumi. Firman itu menjadi manusia." "Menjadi manusia" atau "menjadi daging" juga bukan konsep yang mudah dipahami karena dalam filsafat Yunani, daging merupakan sesuatu yang jahat. Orang Yahudi mempunyai pandangan soma sema 'tubuh adalah penjara'. Penulis Injil Yohanes kelihatannya hendak mengubah pemahaman orang Yunani. Meski daging, tubuh, atau dunia ini dianggap jahat, tetapi Allah mengasihinya. Bahkan menjadikan daging sebagai raga-Nya. Allah sungguh menjadi manusia. Dalam menjelaskan pribadi Allah yang menjadi manusia, penulis menekankan tujuh tanda: air menjadi anggur (2:1-11), penyembuhan anak pegawai istana (4:46-54), penyembuhan Si Lumpuh (5:1-9); pemberian makan 5.000 orang (6:1-14), berjalan di atas air (6:16-21); penyembuhah orang buta sejak lahir (9:1-41); kebangkitan Lazarus (11:1-44). Dan tujuan semuanya itu, "supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya" (20:31). Sang Penulis ingin setiap pembacanya beroleh hidup kekal.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |